Atlet Kaltara Mampu Unjuk Gigi di Tingkat Nasional

- Senin, 22 Juli 2019 | 09:14 WIB

Cabang olahraga (cabor) Woodball menjadi cabor perdana di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang dipastikan lolos dan berhak melaju ke PON 2020 di Papua. Bahkan berada pada lima besar untuk SS dan SF, bersama Jateng, Banten, dan Bali saat Pra PON XX/2020 tanggal 4-7 Juli 2019 di Lapangan Puspitek Tanggerang Selatan, Banten.

RACHMAD RHOMADHANI

“WOODBALL dulunya merupakan cabor yang tak dianggap,” ungkap Wiyono Adie selaku Ketua Umum Pengprov Woodball Kaltara dalam perbincangannya kepada penulis, Jumat (19/7).

Ya, dikatakan tak dianggap lantaran keberadaan cabor itu di provinsi termuda di Indonesia ini dulunya tak cukup populer. Sehingga tak cukup banyak orang mengenal olahraga tersebut. Ditambah, usia cabor yang masih baru. Oleh karenanya, itu pun berdampak pada minimnya atlet yang tergabung.

“Usia cabor Woodball ini diperkirakan baru tiga-empat tahun berdiri di Kaltara. Tak cukup populerlah memang jika dibandingkan dengan cabor lainnya,” ujarnya.

Namun, tidak populernya cabor yang dinakhodainya itu. Wiyono mengaku tak patah semangat dalam membina atlet-atletnya bersama para pelatih mereka. Terbukti, sekalipun saat itu cabor Woodball di Kaltara hanya masuk pada partai ekshibisi di PON XIX, Jawa Barat pada 2016 lalu. Mereka ternyata mampu tampil maksimal. Bahkan, medali perunggu pun berhasil disabet dari cabor yang tak dianggap tersebut.

“PON XIX Jawa Barat pada 2016 lalu itu memang cabor ini hanya masuk partai ekshibisi. Tapi, setidaknya kami berhasil unjuk kemampuan di sana,” ucapnya seraya berkata bahwa alasan tergabung di partai ekshibisi dikarenakan cabor Woodball di KONI kala itu baru disahkan sebagai anggota KONI periode 2014.

Akan tetapi, lanjutnya, seiring perjalanan waktu cabor Woddball saat ini pada PON 2020 di Papua dinyatakan resmi ditetapkan sebagai cabor yang dipertandingkan dan bukan lagi cabor ekshibisi. Tentunya, itu merupakan kabar yang sangat baik olehnya.

“Ya, memang dulu sempat ada kabar cabor Woodball ini di PON 2020 di Papua akan masuk. Tidak ekshibisi lagi, dan dari situlah semangat muncul untuk kembali membina atlet sekalipun minim secara finansial, fasilitas dalam arti luas,” tuturnya.

Meski, sembari menyiapkan atlet, kepengurusan organisasi cabor juga menjadi perhatiannya. Dan saat ini, dipastikan Woodball di Kaltara sudah memenuhi apa yang menjadi syarat dari KONI sendiri. Di mana, cabor itu minimal terdapat 30 persen di kabupaten/kota.

“Kita bahkan melebihinya. Cabor Woodball ini, saat ini ada sudah berdiri di Kota Tarakan, Kabupaten Malinau dan Bulungan,” sebutnya secara rinci.

Tapi, Wiyono berkata kembali, dalam perjalanan Woodball di Kaltara ini sebenarnya cukup terlambat dan kurang. Salah satunya, cabor ini tak cukup banyak memiliki fasilitas. Meski, dalam metode olahraga Woodball ini tak cukup repot.

“Olahraga ini tinggal punya malet atau stik. Kemudian, cari lokasi seperti di pasir lapangan, rumput dan tempat lainnya pun sejatinya bisa bermain. Karakteristik ini sebenarnya mirip golf. Hanya, ini bukan menggunakan lubang melainkan gawang,” jelasnya.

Atlet yang tergabung dalam cabor Woodball sendiri, Wiyono mengaku sudah cukup banyak pengalaman dalam berlaga di kejuaraan. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang pernah mengikuti kejuaraan kelas dunia.

“Kita memang berupaya agar bibit atlet ini benar unggul. Untuk itulah diperlukan jam terbang yang lebih bagi mereka. Meski, dengan penganggaran secara sawadaya dari cabor dan pengurus sendiri,” urainya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X