NUNUKAN – Bupati Nunukan, Hj Asmin Laura telah menyampaikan kesiapannya untuk maju kembali bertarung di pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020. Bahkan telah disampaikan di hadapan seluruh Ketua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Nunukan Timur.
Maju di periode kedua, karena menganggap menjadi pemimpin di Kabupaten Nunukan merupakan sebuah pengabdian untuk masyarakat Kabupaten Nunukan. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan lagi.
“Situasi saat ini sangat memprihatinkan kondisi Kabupaten Nunukan,” kata Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura.
Ia pun yakin untuk maju dua periode, walaupun diketahui kewenangan Bupati sangat sempit untuk saat ini. Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat Nunukan, jangan menilai bahwa hanya semata mengejar jabatan dan mengejar kekayaan.
Keinginannya untuk maju kembali di periode kedua, murni hanya untuk pengabdian untuk daerah Kabupaten Nunukan serta masyarakat Kabupaten Nunukan. Bahkan ada yang menawarkan maju di pertarungan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara). Tapi dirinya masih tetap ingin mengabdi di Kabupaten Nunukan.
“Niat saya memang dua periode di Nunukan, jika saya ingin mengejar keuntungan, pasti saya tidak akan maju lagi,” ujarnya.
Maju di periode kedua, ada beberapa nama yang digaungkan akan bersaing dengan Laura. Yakni mantan Bupati Nunukan periode 2011-2016, H. Basri. H. Basri dianggap siap ikut kontestasi pilkada 2020 jika diinginkan masyarakat Kabupaten Nunukan.
H. Basri mengatakan, bahwa untuk pilkada 2020 harus dilihat dari respon masyarakat. Karena masyarakat yang menentukan. Sebagai seorang kandidat, hanya menunggu apa yang diinginkan masyarakat.
“Jika masyarakat menginginkan saya kembali, maka harus siap,” kata H. Basri.
Bahkan bukan hanya di pilkada Nunukan, jika nantinya ada yang menginginkan maju di Kalimantan Utara (Kaltara), maka harus siap. Sebagai seorang pemimpin harus mampu melihat jeli keinginan masyarakat di bawah.
Ia mengibaratkan, Kabupaten Nunukan adalah sebuah kendaraan besar, dirinya seperti seorang sopir, jika penumpang menghendaki berhenti. Maka harus berhenti dan jika diminta untuk melanjutkan perjalanan, maka sopir harus siap. “Seperti itu seorang pemimpin,” ujarnya.
Sebagai orang yang pernah memimpin Kabupaten Nunukan selama lima tahun, tentu sangat paham tentang kebutuhan daerah. Karena berkat pengalaman yang dimiliki, sebagai modal untuk ikut bertarung kembali di pilkada 2020.
Namun ia tetap melihat respons masyarakat beberapa bulan ke depan, jika masih ada yang meninginkan dirinya memimpin Kabupaten Nunukan, maka harus siap dilakukan. Pilihan semua diserahkan kepada masyarakat Kabupaten Nunukan.
“Kita serahkan kepada masyarakat Nunukan, apakah masih menginginkan saya menjadi pemimpin,” ujarnya. (nal/zia)