Dulu Sering Disumpahi, Sekarang Tidur Lebih Nyenyak

- Jumat, 19 Juli 2019 | 09:41 WIB

Said Usman Assegaf telah terbiasa dengan perannya sebelum menjadi direktur utama PDAM Tirta Alam sebagai dosen. Pekerjaan itu perlahan disisihkan mengingat memikul tanggung jawab kepada seluruh masyarakat konsumen air PDAM di Tarakan. Nah, bagaimana setelah tak lagi menjadi dirut. Ia harus mempertahankan rutinitas sebelumnya. Menjadi tantangannya kini.

 

AGUS DIAN ZAKARIA

 

SAID Usman Assegaf mengakui saat ini dirinya sedikit lebih santai dalam menjalani kehidupan. Sebuah tanggung jawab besar lepas di pundaknya. Tanggung jawab sebagai dirut PDAM.

Kini lebih banyak meluangkan waktu lebih banyak untuk keluarga dan menyalurkan ilmu kepada mahasiswanya.

Lepas dari satu tanggung jawab besar, namun hal tersebut tidak serta merta membuatnya menjauh dari organisasi. Saat ini, pria yang akrab disapa Usman tersebut, mengaku tetap meluangkan waktunya untuk eksis berorganisasi. Ia masih konsisten memegang jabatan ketua senat pada perguruan tinggi tempatnya mengabdi.

"Setelah tidak menjabat sebagai dirut PDAM yah sekarang ini kesibukan masih mengajar dan aktif sebagai senat kampus. Senat ini semacam dewan organisasi kampus yang beranggotakan tenaga pengajar yang memantau dan mengurusi segala aktivitas kampus. Saya sebenarnya di fakultas ekonomi, tapi saya lebih bebas mengajarnya ke berbagai fakultas. Karena, saya hanya mengajar MK dasar saja, jadi tidak mesti di fakultas ekonomi," ujarnya, kemarin (18/7).

Rasanya berbeda, dibanding saat menjadi dirut PDAM.   Jika saat mengemban tanggung jawab sebagai dirut dirinya susah tidur, saat ini ia dapat menikmati tidur malam lebih maksimal. Selain itu, terlepasnya tanggung jawabnya sebagai dirut, membuat telepon genggamnya sedikit lebih santai, mengingat saat menjabat telepon genggamnya selalu berbunyi karena banyaknya pesan yang berhubungan dengan pelanggan.

" Kalau dulu setiap air mati. Pesan masuk HP saya tidak terputus, ada yang mengeluh, ada yang sumpah serapah saya. Kalau sekarang pesan masuk paling dari mahasiswa atau rekan sesama dosen di kampus. Sekarang saya bisa bergerak sedikit santai, kalau dulu untuk mengajar saya harus curi waktu pada saat istirahat makan siang terburu-buru ke kampus. Kalau sekarang mau ke kampus tidak terburu-buru lagi. Waktu masih menjabat kalau gangguan air atau kemarau, saya tidak tenang, saya pasti tidak bisa tidur memikirkan itu, sesekali bangun tahajud dan berdoa semoga turun hujan," tukasnya.

Ia mengakui, saat menjabat tidak sedikit kritikan dan hujatan dari masyarakat yang dilontarkan kepadanya. Meski begitu menurutnya hal tersebut merupakan hal yang wajar. Ia meyakini, sebesar apa pun peranan dan hasil kinerjanya, hal itu tidak menjadi patokan penilaian pelanggan. Menurutnya, hal itulah yang membuatnya agar selalu mawas diri setiap saat.

"Tidak sedikit kritikan kepada saya, baik dari media sosial maupun pesan langsung. Tapi itu merupakan hal yang wajar karena hal itu bisa membuat saya selalu mawas diri. Memang kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Terlepas apa pun yang kita lakukan," terangnya.

Sebagai seorang mantan aktivis, ia sangat senang dengan kritikan. Menurutnya, kritikan sangat diperlukan sebagai pengingat agar roda perusahaan tetap berjalan semestinya. Sebagai mantan pengkritik, ia sama sekali tidak anti terhadap kritikan. Menurutnya justru kritikan tersebut yang membuatnya termotivasi untuk terus melakukan hal terbaik.

"Yang saya takuti itu bukan sumpah serapah atau kritikan, yang saya takuti saat menjabat adalah ketika saya tidak bisa menjalankan amanat dengan baik. Saya takut orang tidak bisa menikmati air setiap hari, buat mandi, minum, mencuci, masak apalagi kalau orang mau salat air tidak ada. Itu yang paling membuat saya merasa berdosa," ungkapnya.

Di usianya kini, sepertinya gambaran letih belum terlihat dari raut wajah Usman. Meski sebagian besar rambutnya telah memutih, tetapi semangatnya masih tinggi.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X