“Artinya, mana yang menurut masyarakat baik berdasarkan hasil survei kita nanti, itulah yang kami usung. Karena suara Golkar itu adalah suara rakyat. Di sini kami mementingkan rakyat,” tegasnya.
Adapun indikator utama yang diperhatikan dalam mengusung figur, selain memprioritaskan kader partai, juga memperhatikan rekam jejak dan pengalaman dari figur yang akan diusung untuk bertarung di pesta demokrasi nantinya. Disinggung mengenai kesiapannya jika diusung pada Pilkada 2020, Djalil mengaku masih melihat situasi dan perlu mendalami situasi politik ke depan. Memang sudah ada beberapa kelompok masyarakat yang menginginkannya maju pada pilkada 2020.
Hanya saja, hingga sekarang ia belum memberi jawaban terkait kesiapannya. Bahkan, pembicaraan ini belum dibawa atau dibahas di forum organisasi kepartaian, meskipun sebenarnya beberapa masyarakat sudah mengajaknya berkeliling. “Pastinya saya belum memberi tanggapan. Kalau nanti itu sudah suara murni dari masyarakat, kita juga tentu berat untuk menolak,” sebutnya.
Sementara, Ketua DPD Demokrat Kaltara, Yansen TP mengatakan, untuk mengusung calon pada pilkada 2020 nanti, pihaknya masih menunggu arahan dari DPP Demokrat. Karena, untuk melakukan segala sesuatu itu, pihaknya selalu berlandaskan pada ketentuan atau standar operasional prosedur (SOP) dari DPP Demokrat.
“Kalau DPP sudah buat SOP, baru kami menindaklanjuti. Tapi, sampai hari ini (kemarin) kami belum dapat perintah untuk melakukan itu. Tidak usah buru-burulah,” tuturnya.
Bahkan, apakah nanti akan mengusung kader atau tidak, pria yang kini menjabat sebagai Bupati Malinau ini mengaku belum ada pembahasan ke arah tersebut. Adapun yang terpenting adalah, siapa yang terbaik di Kaltara, itulah yang layak memimpin Kaltara. “Dan siapa yang dirahmati oleh Tuhan, itulah yang akan memimpin nantinya,” pungkas Yansen.(iwk/shy/fly/eza)