Bangun dari Operasi, Sadar Betapa Berharganya Kesehatan

- Selasa, 16 Juli 2019 | 09:20 WIB

Kicauan burung masih terngiang di telinga. Halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan masih lembab. Tepatnya di halaman rumah sakit lama, sebutan orang lokal. Semalaman Kota Tarakan diguyur hujan, tak heran udara saat itu sangat dingin. Tapi tak membekukan semangat peserta Klub Jantung Sehat senam rutin, Minggu (14/7).

 

LISAWAN YOSEPH LOBO

 

SETIAP Minggu, peserta Klub Jantung Sehat ini senam bersama di halaman RSUD lama. Pesertanya sekitar 30 orang, biasa pula lebih dari itu. Pesertanya tak menentu. Meski nama klubnya jantung sehat, bukan berarti kelompok ini khusus penderita penyakit jantung. Sebetulnya siapa saja bisa bergabung dan ikut senam setiap hari Minggu pagi.

Dari jarak 10 meter, alunan musik senam terdengar dari halaman rumah sakit lama. Terlihat pula barisan puluhan orang. Goyang ke kiri dan ke kanan secara bersamaan. Setelah gerakan pemanasan, diikuti senam inti dan diakhiri teknik relaksasi. Senam berakhir sekira pukul 07.30 WITA, durasi senam selama sejam.

Inilah rutinitas mingguan dari Klub Jantung Sehat yang sudah terbentuk sekitar 15 tahun, tepatnya dari 2004 silam. Tak hanya senam pada umumnya. Sesekali instruktur senam melakukan senam tai chi. Yaitu senam melatih koordinasi tubuh dan keseimbangan. Tapi menyesuaikan dengan kemampuan peserta senam.

“Klub ini pertama kali digagas dr. Jajang Sinarja, Sp.JP, dokter jantung pertama di Tarakan. Sekarang dilanjutkan dr. Donny dan dr. Fandi. Setiap tiga bulan kami ada penyuluhan dan pemeriksaan dari dokter jantung,” Hj. Hartini menjelaskan selaku bagian kehumasan Klub Jantung Sehat, kepada Radar Tarakan usai senam bersama.

Terlepas dari kegiatan klub ini, pesertanya pun kerap diingatkan tetap menjaga pola hidup sehat. Paling tidak melakukan gerakan-gerakan kecil di teras rumah, mengonsumsi buah dan sayuran, dan memeriksa kesehatan secara berkala. “Dari dokter sudah menyampaikan, selain senam juga bisa jalan santai atau gerak selama 30 menit di rumah. Alhamdulillahbapak dan ibu-ibu sudah paham,” lanjut wanita murah senyum ini.

Di sela-sela istirahat, terlihat pula seorang peserta yang masih melakukan gerakan-gerakan kecil. Memiliki tinggi sekitar 160 sentimeter, badannya terlihat bugar tapi siapa sangka ia seorang penderita penyakit jantung koroner (PJK). Dia adalah Madjid Syukur.

Sejak tahun 1980 silam, ia sudah memiliki gejala penyakit jantung. Maklum semasa mudanya, sibuk bekerja. Pola makan pun tak karuan. Apalagi olahraga. Mungkin hanya hitungan jari dilakukannya. Berselang puluhan tahun, tepatnya tahun 2010 gejala yang ia rasakan semakin berat. Apalagi saat bernapas, seperti ditekan beban berat tepat di dadanya.

“Waktu kerja di Pertamina kan ada dokternya, diperiksa katanya ada gejala jantung. Setelah pensiun, tepatnya tahun 2010 saya rasa semakin berat. Jadi kontrol ke rumah sakit di Tarakan, kemudian disuruh periksa ke rumah sakit di Samarinda,” kata pria berusia 74 tahun ini mengawali cerita.

Saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter di Samarinda, rupanya ada penyumbatan di pembuluh darah. Bukan kepalang, penyumbatan itu sudah 60 persen. Saat itu ia divonis menderita penyakit jantung koroner. Anjuran dokter, harus segera dioperasi. “Saat itu di Samarinda tidak bisa pasang ring, jadi harus operasi di Jakarta. Saat diperiksa di Jakarta, penyumbatannya naik menjadi 85 persen. Jadi harus segera dioperasi,” jelas ayah dari tiga orang anak ini.

Pasrah. Menyesal pun tak ada gunanya. Terekam jelas dalam ingatannya, bagian dadanya dibelah saat 25 Agustus 2010. Ia terbaring di meja operasi selama 7 jam. Apakah ia akan bangun atau tidak? Siapa yang tahu.

“Saya dijelaskan, dada dibelah dan dibuka, jantungnya diambil dan digantikan dengan mesin jantung. Syukurnya saya tidak ada penyakit lain, selain jantung,” ucap pria yang memiliki 8 orang cucu ini.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X