NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan mulai tahun depan bakal berkurang mendapatkan dana bagi hasil (DBH) dari sejumlah aktivitas pertambangan yang dilakukan di Kabupaten Nunukan.
Hal ini imbas dari dua perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam (SDA), bakal mengakhiri masa operasi tahun depan. Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten (Setkab) Nunukan, Mukhtar mengatakan, dua perusahaan tambang tersebut mulai tidak aktif melakukan penambangan, karena lahan yang dimiliki mulai berkurang. “Ada dua perusahaan tambang di Kecamatan Sebuku dan Sembakung, mulai tidak melakukan eksplorasi,” kata Mukhtar.
Dua perusahaan yang ia maksud adalah PT Sago, yang bergerak di bidang pertambangan emas. Kini hanya sebatas melakukan reklamasi lahan yang selama ini digunakan untuk kegiatan aktivitas pertambangan, tidak lagi melakukan eksplorasi.
Sementara perusahaan kedua, yakni PT. Pipit Mutiar Jaya, yang bergerak di bidang pertambangan batu bara. Informasi yang ia terima, lahan yang dikelola PT Pipit Mutiara Jaya selama ini telah habis. Sehingga harus mencari lahan baru. “Dua perusahaan itu memang akan terancam tidak beroperasi pada 2020 mendatang,” ujarnya.
Menurut Mukhtar, jika dua perusahaan tersebut tutup, maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nunukan.
Namun masih ada satu perusahaan yang bakal bertahan, yakni PT. Duta Tambang Rekayasa (DTR). Hingga saat ini perusahaan tersebut masih melakukan eksplorasi dan masih bertahan hingga beberapa tahun ke depan. Karena lahan yang digunakan masih cukup luas.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan, pada 2017 lalu, laju pertumbuhan ekonomi naik sebesar 6,78 persen. Kondisi tersebut masih dipengaruhi sektor penunjang utama yakni pertambangan. Sektor pertambangan masih menjadi peyumbang terbesar PDRB dengan share sebesar 47,96 persen. Sektor pertambangan menjadi sektor dengan kenaikan laju pertumbuhan tertinggi.
Sektor pertambangan masih menjadi penyumbang terbesar PDRB dengan share sebesar 44,37 persen. Jika dilihat kenaikan laju pertumbuhannya, sektor konstruksi menjadi sektor dengan kenaikan laju pertumbuhan tertinggi di banding sektor lain. (nal/ash)