Pengembangan Wisata Angkat Kearifan Lokal

- Selasa, 9 Juli 2019 | 13:19 WIB

UNTUK menggaet wisata lokal maupun mancanegara, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kalimantan Utara gencar melakukan promosi, sekaligus peningkatan sumber daya manusia (SDM). Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HPI Kalimantan Utara (Kaltara), Ivan Kansil mengatakan khusus objek wisata yang ada di Kaltara, termasuk di Malinau dan Bulungan menjadi tugas bersama dalam mempromosikan objek destinasi di provinsi termuda ini.

“Termasuk peningkatan SDM dalam bidang marketing dan promosi. Khusus di Kaltara, kita bisa sama-sama mempromosikan objek destinasi kita di Kaltara,” terangnya kepada Radar Tarakan, pekan lalu.

Melalui peningkatan SDM, khususnya di bidang kepemanduan atau tour guide, diharapkan dapat mempromosikan objek destinasi. Tak hanya khusus di Kaltara, tetapi juga dapat berkolaborasi dengan pulau lainnya, termasuk Derawan, Kalimantan Timur.

“Area kerja kita lebih banyak ke daerah pulau, kita juga kolaborasi dengan teman-teman di Pulau Derawan. Kita bisa sama-sama berbagi ilmu dengan teman-teman dari Jakarta, khusus di digital marketing dan freedive safety training,” katanya.

Salah satu pemandu turis Madeleine Sophie mengatakan di Indonesia memiliki sekitar 17 ribu pulau dan masing-masing memiliki destinasi. Namun Pulau Derawan ini memiliki objek wisata yang berbeda dengan pulau lainnya. “Hampir seluruh pulau di Indonesia punya terumbu yang bagus. Tetapi kekayaan laut di Derawan ini sangat banyak. Kita baru bangun, bisa lihat penyu. Banyak penyu, hiu paus juga ada. Derawan ini destinasi baru untuk seluruh dunia. Jadi bukan hanya Indonesia dan Asia, potensinya luar biasa,” bebernya.

Untuk diketahui, kekayaan laut Derawan ini hampir 600 spesies karang atau terumbu, lebih dari 2.000 spesies ikan karang dan memiliki enam dari tujuh jenis penyu di dunia.

Dalam hal ini pemandu wisata sangat berperan penting dalam membimbing wisatawan untuk menjaga dan merawat objek wisata yang ada. “Bagaimana turis bisa menjaga etika, itu tugas pemandu. Orang Jakarta masih ada yang belum tahu Derawan itu dimana. Jadi bagaimana caranya orang lokal bisa menuntun, misalnya lewat digital. Jadi mau dibawa ke mana Derawan? Apakah Derawan sudah siap?” katanya.

Sama halnya dengan alasan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengembangkan program strategis pariwisata yang melibatkan anak muda. Namun Madeleine Sophie tak hanya menyasar anak milenial, lebih khusus kepada generasi Z yang lahir pada tahun 2000 ke atas.

“Kalau anak milenial pasti searching, yang perlu dibekali itu anak-anak yang lahir setelahnya. Generasi Z yang lahir di tahun 2000 itu zamannya sudah mengenal touch screen,” jelasnya.

Terlepas daripada itu, bagaimana pula dengan destinasi yang ada di Kalimantan Utara, khususnya di Tarakan? Ia mengatakan dalam pengembangan objek wisata di suatu daerah, tentunya mengangkat budaya setempat yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya. “Di Nunukan apa kearifan lokalnya, sama juga dengan di Tarakan. Jangan angkat yang booming, tapi angkat kearifan lokalnya,” tutupnya. (*/one/lim)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X