Langganan Khatib Salat Jumat, Sampaikan Pesan Kamtibmas dan Syiar Agama

- Senin, 1 Juli 2019 | 12:05 WIB

Tugas seorang Kepala Kepolisian Resor harus memastikan keadaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di tempat ia bertugas harus aman. Untuk itu, berbagai cara yang bisa dilakukannya untuk bisa menciptakan keadaan yang kondusif. Salah satunya menjadi khatib.

ELIAZAR

AJUN Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yudhistira Midyahwan, Kapolres Tarakan memang kerap menjadi khatib salat Jumat untuk menyampaikan pesan-pesan kamtibmas, yang dikawinkan dengan pesan agama.

Berbekal dengan ilmu agama yang cukup dan ketaatan yang beribadah yang baik, AKBP Yudhistira Midyahwan sering diundang untuk menjadi khatib shalat Jumat di beberapa masjid yang ada di Bumi Paguntaka ini. Selain menyampaikan pesan agama, pria yang dikenal dengan nama Yudhistira itu juga menyelipkan pesan kamtibmas. Maksudnya pun agar Kota Tarakan selalu aman.

Satu-satunya kota di Kaltara, Tarakan memiliki penduduk mayoritas muslim. Hal itu juga merupakan tantangan tersendiri bagi sang Kapolres, karena menjadi khatib saat salat Jumat sangatlah berbeda dengan memberi ceramah atau sambutan dalam acara biasa maupun formal lainnya.

Ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu, istri dari Eva Agustina Yudhistira itu mengungkapkan, meski anggota Polri sudah disumpah untuk mengayomi masyarakat, namun ada istiadat daerah juga menjadi perhatian. Baginya kearifan lokal Tarakan terkait agama masih cukup kental.    

“Di sini (Tarakan, Red) mayoritas adalah muslim, tentu golongan agama harus kita mengayomi dan kita dekati,” katanya.

Diakuinya, menjadi seorang khatib salat Jumat sudah ia lakoni semenjak menjadi Kapolres Tarakan. Meski demikian, hampir semua masjid di Tarakan ia sudah datangi untuk menjadi khatib. Selain selalu dipanggil menjadi khatib salah Jumat, menjalani silaturahmi dengan tokoh agama juga menjadi bagian penting bagi Yudhistira.

Semenjak menjabat sebagai Kapolres dari tahun 2018, beban besar langsung menanti dirinya. Apalagi dirinya harus bisa menciptakan kamtimbas yang aman bagi masyarakat, di sela tahun politik. Berbekal kemampuan dirinya yang sudah menjadi polisi selama 19 tahun, pria yang kini berpangkat melati dua itu terus berinovasi dalam menciptakan kamtibmas yang aman.

Kenyamanan pun bisa dirasakan. Selama Yudhistira menjabat sebagai Kapolres, masyarakat Tarakan belum pernah merasakan gangguan kamtibmas yang meresahkan. Baginya, saat ini di Indonesia politik identitas sudah mulai berkembang. Sehingga fenomena politik yang terjadi di luar negeri, berpengaruh juga dengan keadaan politik di Indonesia. “Kita belajar dari negara yang pecah konflik dan mayoritas muslim,” tuturnya.

Selain menyampaikan pesan kamtibmas, Kapolres juga selalu mengingatkan kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan paham radikalisme yang sudah berkembang. Bahkan, ayah dari tiga anak itu selalu mengajak masyarakat yang mampu untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. 

“Sebagai Kapolres, kita bukan mau beria-ria, namun kepada syiar. Baik kepada anggota saya maupun masyarakat lain. Maupun seagama atau beda agama, saya selalu mengajak untuk selalu peduli kepada masyarakat yang kurang mampu,” imbuhnya.

Selain selalu mengajak, mantan penyidik KPK itu sudah turun langsung membantu masyarakat yang kurang mampu. Itu merupakan salah satu wujud dari rasa sosialnya sebagai Kapolres kepada masyarakat. Di antaranya, Polres Tarakan sudah melakukan program bedah rumah, program yasinan dan santunan kepada anak yatim. Selain itu, dirinya juga aktif mengunjungi panti jompo dan memberikan bantuan.

Tidak hanya kepedulian sosial, namun Yudhistira juga selalu menginstruksikan kepada anggota polres untuk menunjukkan sikap toleransi antar umat agama. Buktinya, semua anggota Polres sangat rutin bekerja bakti membersihkan rumah ibadah. Tanpa pilih kasih, semua rumah ibadah agama apapun dibersihkan. Hal itu dilakukan semata-mata guna ingin memberikan teladan kepada masyarakat, pentingnya toleransi antar umat beragama. Terutama memberikan pelajaran kepada masyarakat untuk saling menghargai.

 “Di Tarakan kita tentu berkaca pada sejarah, pada tahun 2010 pernah ada konflik. Tentu kita waspadai ini,” katanya.

Semenjak dirinya menjadi Kapolres, hal pertama yang ia lakukan adalah melakukan pembenahan terhadap internal Polres Tarakan. Dirinya juga berhasil membangun musala di Polres Tarakan. Dengan menggunakan anggaran swadaya dari semua anggota Polres Tarakan. Bahkan terhadap anggota Polres, Yudhistira selalu melaksanakan pembinaan rohani. Untuk menekan pengaruh negatif terhadap anggota polres. Terutama terlibat perkara narkotika.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X