Hj. Halifah Dikenal Penyayang Cucu

- Kamis, 27 Juni 2019 | 10:46 WIB

TARAKAN – Suasana haru masih menyelimuti keluarga besar Wali Kota Tarakan, dr. Khairul M.Kes. Jenazah Hj. Halifah binti Marea dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Kelurahan Sebengkok, usai disalati di Masjid Baitul Izzah Islamic Center Tarakan, kemarin (26/6). 

Anak sulung Wali Kota Tarakan Afif Baarid Khair mengaku sangat terpukul ditinggal sang nenek, namun dia ikhlas melepas orang yang paling disayangi. Kenangan bersama sang nenek, bagi Afif, menjadi kenangan paling indah. Sebab, sang nenek yang sering menemaninya sedari kecil.

Lantaran kedua orang tua Afif, sibuk bekerja demi tugas negara. Tak pernah lepas dari ingatan Afif, saat ia masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK), sang nenek lah yang selalu setia menemani Afif dari mengantar dan juga menjemput ke sekolah.

Afif masih sangat ingat, saat kecil ingin sekali memiliki sepeda. Namun kedua orang tuanya belum membolehkan Afif bersepeda. Sang nenek lah yang meminta ke orang tua Afif, agar Afif diberikan sepeda untuk bermain.

“Akhirnya dibelikan sepeda, karena nenek yang minta agar saya dibelikan,” kenang Afif.

Tak hanya itu, Hj. Halifah kerap memanjakan Afif. Saat Afif ingin jajan telur puyuh dan tidak memiliki sepeser uang, dia sering kali meminta uang kepada sang nenek agar bisa membeli telur puyuh. “Kalau diingat-ingat, banyak kenangan yang lucu dan memorable juga sama nenek. Jadi memang sesedih itu saat nenek sudah tidak ada,” ucapnya lirih.

Lebih lanjut Afif menceritakan, saat sang nenek masih kuat, masih sering melakukan perjalanan Samarinda-Tarakan sebab saudara dari ayah Afif menetap dan tinggal di ibu kota Kalimantan Timur tersebut. Setiap akan bepergian ke Samarinda, Hj. Halifah selalu menyimpan sejumlah uang yang diberikan oleh orang tua Afif, dan kemudian uang simpanan tersebut diberikan kembali kepada Afif.

“Saya tidak pernah lupa itu, nenek saya selalu simpan uang yang diberi orang tua, kemudian diberikan ke saya. Itu dilakukan sejak saya kecil sampai saya besar, apalagi saya cucu pertama nenek,” katanya.

Ketika, mendapat kabar meninggalnya sang nenek, Afif memang tidak berada di Tarakan. Sebelumnya Afif memang ingin pulang ke Tarakan, untuk melihat kondisi sang nenek yang sedang sakit. Namun, takdir Allah SWT berkata lain. Sebelum Afif sampai Tarakan, sang nenek telah dipanggil oleh Sang Khalik.

 “Sebenarnya mau pulang hari Kamis (pekan lalu), karena hari ini (kemarin) sebenarnya masih ada ujian. Tapi ibu saya menelpon, jadi saya memutuskan untuk pulang. Alhamdulillah saya diizinkan pihak universitas untuk kembali ke Tarakan,” tuturnya.

Selama 6 tahun belakangan, Afif mengaku sudah jarang berkumpul dengan sang nenek karena terpisah jarak dan waktu. Sebab dia harus menyelesaikan pendidikan di Jakarta. Meski sesekali pulang, Afif kerap merasa sedih lantaran harus meninggalkan Hj. Halifah dalam kondisi sakit.

“Sedih banget. Kehilangan nenek juga sangat dirasakan sekali oleh bapak. Nenek inspirasi saya untuk membuat diri saya kuat,” ujarnya.

Sebelumnya, dr Khairul menjelaskan, sang ibu sudah dirawat di RSUD Tarakan sejak beberapa hari lalu.  “Beliau memang sudah sakit beberapa tahun belakangan ini. Tepatnya sudah dua tahun ini. Saya merasa sangat kehilangan orang terbaik dalam hidup saya,” ungkap Khairul.

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X