Kumpul Material Bekas untuk Membangun Gubuk

- Rabu, 26 Juni 2019 | 10:22 WIB

Petrunaila Inalaini atau lebih dikenal Mama Angel, yang kini membiayai kedua anaknya dengan bergantung pada penghasilan pekerjaan sebagai pemulung. Aroma busuk dia kesampingkan demi bisa mendapatkan rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, pekerjaan tersebut tidak lagi bisa dikerjakan, karena insiden kecelakaan yang dia alami beberapa waktu lalu. Berikut kisah selengkapnya.

YEDIDAH PAKONDO, Tarakan

Kisah malang Petrunaila Inalaini  (40) bermula ketika dia memutuskan menikah dengan pria yang merupakan tambatan hatinya saat masih muda, hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah. Namun kehidupan setelah menikah tak seindah yang dibayangkan.

Mama Angel kerap kali mengalami kekesaran dalam rumah tangga (KDRT). Sang suami dinilai tingan tangan, sering kali menyakiti Mama Angel tanpa pikir panjang. Masih segar diingatan Mama Angel, saat dia mengandung anak terakhir yang harus menjalani operasi caesar. Menurut dokter dia sulit melahirkan secara normal karena penyakit pada bagian pinggul dalam.

“Waktu itu, suami saya sedang bekerja di kilang. Saya tidak punya keluarga, jadi terpaksa saya sendiri yang tanda tangan bahwa saya siap di operasi demi keselamatan saya dan bayi,” kenangnya.

Usai menjalani proses operasi, Mama Angel akhirnya diperbolehkan pulang kembali ke rumah. Namun, lagi-lagi keberuntungan tak menghampirinya,  sang suami kembali ringan tangan, kerap kali memukul tubuhnya yang kurus.

“Jadi kalau salah sedikit saja, itu saya pasti dipukul dan itu sakit sekali. Saya ingat waktu dia memukul bekas operasi sesar saya di bagian perut sampai terbuka jahitan operasi saya. Di situ puncak kesabaran saya habis,” ucap Mama Angel berlinang air mata.

Akhirnya, karena tidak tahan dengan perlakukan sang suami, Mama Angel memutuskan untuk untuk lari dari rumah dan meninggalkan suaminya dua anaknya. Saat lari dari rumah, dia sama sekali tidak mengantongi sepeser uang pun, sehingga dia harus bekerja apa saja agar bisa makan.

“Jadi waktu itu saya berusaha cari penghasilan sendiri. Saya mulai bekerja sana sini untuk mendapatkan uang sewa,” ucapnya.

 “Saya hanya membawa Angel dan Fino, karena anak saya yang tiga orang lainnya ikut suami saya, sedangkan Angel ini saya bawa karena anak pertama sedangkan Fino anak paling terakhir,” jelasnya.

Tepat di tahun 2008 lalu, Mama Angel yang ikut bersama temannya menginjakan kaki ke Bumi Paguntaka. Dia hanya tahu, kota ini jauh dari manta suaminya sehingga bisa bebas dari siksaan dan bisa mengais rezeki demi menghidupi kedua anaknya.

 “Saya tidak tahu Tarakan itu seperti apa, bentuknya bagaimana saya tidak tahu. Yang saya mau hanyalah ketentraman,” bebernya.

Sesampai di Kota Tarakan, Mama Angel sempat menyewa rumah di kawasan Karang Harapan yang berada dekat dengan lokasi TPA. Namun, karena rumah sewa tersebut angker, akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah tersebut.

Namun, karena tidak memiliki sisa uang lagi di dalam dompet, akhirnya Mama Angel memutuskan untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga, pekerjaan tersebut ia tekuni, namun akhirnya harus ia lepaskan karena fisiknya yang sudah tidak mampu untuk bekerja terlalu berat.

Petrunaila juga sempat bekerja di salah satu perusahaan udang Kota Tarakan, namun sama seperti saat menjadi pembantu rumah tangga, Mama Angel berhenti karena tenaganya yang sudah tidak kuat. Sebab dia masih sering mengeluh sakit, lantaran bekas dipukul oleh mantan suaminya yang masih terasa.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X