Ini Cerita-Cerita di Balik Kebakaran di RT 15 Juata Laut

- Rabu, 19 Juni 2019 | 11:13 WIB

Kisah pilu dialami ratusan korban kebakaran di Juata Laut, Senin (17/6) malam. Di antara mereka yang menderita kerugian materil. Di antara mereka, ada yang bahkan harus kehilangan seluruh harta bendanya. Seperti Sejarah (61).

YEDIDAH PAKONDO 

KESEDIHAN jelas dari raut wajah Sejarah (61). Cucuran keringat, pandangan yang kosong, bibirnya yang bertutur pun terlihat lemah. Dengan langkah lunglai tanpa menggunakan alas kaki, Sejarah terus melangkah. Batu-batuan yang tajam, membuat Sejarah melangkah sedikit lebih cepat dari biasanya. Rupanya, tujuan Sejarah adalah duduk di dekat masjid dengan harapan bisa mendapatkan bantuan makanan, sejak pagi kemarin.

Wanita paruh baya ini merupakan penjual kue keliling yang tinggal di kawasan RT 15 Kelurahan Juata Laut, Kecamatan Tarakan Utara. Pekerjaannya itu ia geluti lantaran sang suami yang menderita penyakit asam urat. Sudah tak mampu lagi bekerja untuk menghidupi kebutuhan rumah tangga. Belum lagi putri dan dua orang cucunya yang masih tinggal satu rumah dengannya. Juga menjadi tanggungan Sejarah.

“Sudah satu tahun saya menjual kue basah keliling, kayak donat dan kue singkong,” cerita Sejarah.

Dulu, setiap pagi Sejarah harus bangun lebih awal, bahkan sebelum ayam berkokok. Sejarah membuat kue basah di pagi hari. Pelanggannya pasti enggan membeli jika jajanan itu dijual dalam keadaan sudah dingin.

Selesai membuat olahan kue, Sejarah pun meletakkan kue dagangannya tepat d iatas kepalanya. Kemudian melangkah dari rumah ke rumah dengan harapan semuanya habis terjual.

Ada kalanya tidak habis, sehingga terpaksa dibawa pulang. Untungnya, Sejarah masih memiliki dua orang cucu yang setia menghabiskan dagangan kue Sejarah apabila kue dagangannya tidak habis terjual.

“Dulu kalau saya jualan kue, teriak kue-kue. Jadi kalau ada yang mau beli, pasti langsung teriak atau tepuk tangan biar saya dengar,” tuturnya.

Sebenarnya, Sejarah bukan berasal dari Kota Tarakan. Ia bekas tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Bekerja di perusahaan triplek, memang merupakan pekerjaan pokok Sejarah waktu itu. Namun, karena paspor miliknya yang sudah kedaluwarsa, Sejarah harus kembali ke Indonesia dan memilih Kota Tarakan sebagai persinggahan. “Sudah 15 tahun saya di Malaysia, tapi karena paspor mati, jadi terdampar di Tarakan,” tuturnya.

Kini, selain bekerja sebagai penjual kue keliling, Sejarah juga dibantu oleh putrinya yang bekerja di salah satu perusahaan udang di Kelurahan Juata Laut yang tidak jauh dari rumahnya.

Sejarah menyebut rumahnya sebagai pondok. Meski tak megah, namun memiliki kenangan yang begitu berarti. Wajar, setiap manusia yang dilahirkan membutuhkan tempat untuk bernaung dari sengat matahari dan dinginnya hujan. Apalagi, jika tempat tersebut didirikan atas perjuangan keras bertahun-tahun lamanya.

Namun siapa yang dapat melawan kehendak Sang Khalik? Dalam satu semburan saja, mampu meluluhlantakkan rumahnya. Nasib nahas ini bermula ketika Sejarah sedang beristirahat di dalam pondok dan menonton serial drama kegemarannya yang tayang di televisi. Malam itu merupakan waktu istirahat bagi Sejarah setelah lelah berkeliling menjajakan dagangannya. Tak sendiri, Sejarah bersama dengan cucu dan keponakannya yang juga berada di dalam pondok Sejarah.

Terbawa dalam suasana sinetron, membuat Sejarah tidak sadar akan panasnya kobaran api yang sedikit lagi menimpa pondok miliknya. Nasib baik sedikit dialami Sejarah, lantaran adanya teriakan suara dari arah seberang rumahnya yang menyatakan adanya kebakaran.

“Api, api, mereka teriak begitu baru saya dengar,” tangis Sejarah pecah dihadapan Radar Tarakan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X