Karya Menembus Ajang Bergengsi Nasional

- Selasa, 18 Juni 2019 | 12:22 WIB

Warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-A Tarakan patut diacungkan jempol. Memiliki kreativitas yang luar biasa, hasil karya para warga binaan ini menembus Napi Craft Hope 2018, salah satu ajang bergengsi nasional.

LISAWAN YOSEP LOBO

KONON, hanya tujuh rumah tahanan (rutan) dan lapas terbaik yang diundang di dalam acara Napi Craft Hope 2018, yang diadakan di Museum Keramik Kota Tua, Jakarta. Termasuk Lapas Kelas II-A Tarakan ini.

Saat itu, hasil karya warga binaan yang ditampilkan adalah robot milenial yang dirakit dari korek api gas daur ulang sejak 2017 silam. Karya-karya yang diciptakan oleh warga binaan ini, setidaknya dapat mengubah paradigma masyarakat luas tentang penghuni lapas.

Bahwasanya tahanan masih memiliki hak sebagai manusia, mendapatkan kesempatan kedua untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, mengembangkan keterampilan dan dilahirkan kembali setelah menjalankan hari-hari yang paling sulit dalam jeruji besi lapas.

Banyak karya yang dihasilkan warga binaan Lapas Kelas II-A Tarakan ini. Mulai dari batik, kerajinan tangan atau hand craft, kuliner, meubelair atau furniture, kaligrafi dan lukisan, serta bengkel fabrikasi.

Penanggung jawab Pemasyarakatan Art (Pasart) Foundation, Muhamad Fauzan Rizki mengatakan, Pasart ini merupakan wadah bagi para warga binaan untuk berkarya.

Tak sepenuhnya lapas ini memiliki arti yang suram. Tetapi dengan membekali warga binaan dengan pelatihan, mampu menghasilkan karya-karya yang tak kalah dengan produk di luar lapas.

Untuk memasarkan karya para warga binaannya ini, selain mengandalkan media sosial, pembina pun membuka pameran setiap Sabtu alias weekend exhibition khusus pengunjung. Uniknya, tak seperti pameran pada umumnya.

Produknya pun terkesan limited edition. Bagaimana tidak, hasil karya langsung dari lekukan tangan warga binaan. Selain melihat produk hasil karya warga binaan, ada suasana pemandangan yang tak didapatkan di luar lapas. Nah, tentu saja tetap di dalam pengawasan para petugas lapas.

“Karena itu jam besuk teramai, jadi kita manfaatkan momen itu untuk memasarkan produk warga binaan. Hasilnya yang didapatkan pun langsung kita berikan kepada warga binaan yang buat produk tersebut,” terangnya.

Karya warga binaan ini juga pernah mewakili ajang nasional, seperti robot dari korek api gas daur ulang. Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri dan motivasi untuk warga binaan di dalamnya.

Tak membuat warga binaan merasa puas begitu saja. Justru semakin membuka wawasan dan mencari inovasi lainnya.

“Ke depannya kami akan rilis wedding souvenir, jadi yang mau menikah bisa pesan. Karya-karya ini dibuat oleh warga binaan, yang membuktikan tembok penjara bukan suatu halangan untuk berkreativitas,” jelasnya.

Salah seorang warga binaan yang membuat meubelair adalah Mulyadi. Pria berusia 33 tahun ini sudah tahun berkarya. Mulai dari membuat lemari, hingga bingkai untuk kaligrafi dan lukisan yang juga dibuat oleh warga binaan lainnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X