Kekurangan Biaya Menuju Olimpiade Hongkong

- Senin, 17 Juni 2019 | 09:57 WIB

NUNUKAN – Permasalahan biaya, sepertinya menjadi masalah besar bagi sejumlah pelajar berprestasi di Nunukan. Kenapa tidak, mereka terancam tidak bisa berpartisipasi di ajang internasional. Padahal pelajar olimpiade sains bidang matematika tersebut telah banyak menorehkan prestasi membanggakan Indoneisa khususnya Nunukan.

Pendiri Rumah Matematika dan penggagas keikutsertaan pelajar Nunukan dalam olimpiade international Agus Setyansah kepada media ini mengaku kendala terbesar dalam pengembangan bakat dan peningkatan prestasi bagi pelajar Nunukan pada biaya. “Ya, kami selalu buat proposal untuk dimasukkan ke Pemkab, perbankan dan pemerintah provinsi. Tapi belum ada respons. Untuk itu kami harus mandiri. Tentu anggaran untuk menghasilkan prestasi lagi di negara orang, diharapkan datang dari orang yang peduli pendidikan,” harap Agus ketika diwawancarai kemarin.

Kendati begitu, mereka terus berusaha mengumpulkan dana. Bahkan mereka juga berinovasi untuk berjualan risoles demi perjalanan ke Hongkong International Mathematical Olimpiad (HKIMO) yang akan diselenggarakan pada 29 Agustus - 2 September 2019 mendatang.

“Anak-anak perbatasan sudah membuktikan kemampuan mereka. Melalui bidang studi matematika, pelajar Nunukan menempa mental secara mandiri dan dengan sendirinya daya juang serta semangat bersaing dalam pendidikan menjadi spirit tersendiri. Tentu semua berharap kembali bisa membawa nama baik kabupaten di provinsi termuda di Indonesia ini sampai internasional,” harapnya lagi.

Agus menjelaskan, biaya yang dibutuhkan untuk masuk grand final HKIMO memang cukup besar, selain uang tiket dengan perkiraan Rp 10 juta pulang pergi, uang registrasi di sesi final juga dipatok berkisar Rp 4,8 juta. Melihat keadaan itu, tentu ia berharap ada kepedulian semua pihak dalam dunia pendidikan terlebih para pelajar SD, SMP dan SMA di Nunukan sudah membuktikan diri sebagai pesaing tangguh di olimpiade. “Yang jelas tidak ada kata menyerah, kami akan terus berusaha bagaimana pun caranya supaya mereka bisa kembali berangkat dan mengikuti final,” tandas Agus optimistis.

Sebelumnya pelajar olimpiade sains bidang matematika Nunukan sudah membuktikan dalam meraih 1 medali perak, 11 perunggu dan 12 juara harapan di Thailand International Mathematic Olimpiade (TIMO). Sementara di bidang studi yang sama pada Hongkong International Mathematical Olimpiad (HKIMO) 4 Mei 2019 lalu, para pelajar Nunukan kembali meraih sejumlah prestasi dengan 12 medali, 4 perak dan 8 perunggu. (raw/lim)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X