RT Dijadikan Garda Terdepan Membangun Kesadaran Masyarakat

- Senin, 17 Juni 2019 | 09:19 WIB

Meski tempat pembuangan sementara (TPS) sudah tersebar di sepanjang jalan dan sudut kota ini, masih cukup banyak sampah yang menumpuk. Namun, ke depannya berdasarkan inovasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bulungan, penumpukan sampah itu diklaim dapat diminimalisir. Lalu seperti cara atau inovasinya.

RACHMAD RHOMADHANI

SETIAP pagi hari, TPS di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Tanjung Selor dan sekitarnya kerap terjadi penumpukan sampah. Baik sampah dari limbah rumah tangga ataupun jenis lainnya.

Bahkan, parahnya penumpukan sampah itu terkadang dalam kurun waktu sehari terjadi hingga dua kali. Artinya, produksi sampah di wilayah ini cukup banyak.

Parahnya, dari TPS yang disediakan oleh pemerintah ataupun inisiatif warga setempat pun terkadang tak mampu untuk menampungnya. Sehingga sering terlihat sampah-sampah itu berhamburan hingga ke badan jalan.

Tentunya, ini menjadi suatu masalah besar. Apalagi, dari sampah yang ada itu mengeluarkan aroma yang tak sedap. Atau sampah itu justru membuat estetika kota menjadi rusak. Ini bisa saja terjadi.

DLH sendiri pun mengakui akan menumpuknya sampah di TPS itu. Di momen perayaan hari raya Idulfitri lalu misalnya. Penumpukan sampah memang sangat jelas terlihat. TPS tak mampu menampung produksi sampah yang muaranya dari masyarakat. Pasalnya, memang pada momen itu tingkat produksi sampah akan jauh meningkat dibandingkan hari biasanya.

Diketahui, jika pada hari biasa produksi sampah dalam waktu sehari bisa mencapai 140 ton. Khusus, pada momen Ramadan dan Idulfitri lalu bisa mencapai 220–240 ton. Artinya, jumlah itu nyaris dua kali lipat dibandingkan hari biasanya.

Dan menyikapi akan menumpuknya sampah di TPS. DLH pun mulai melakukan inovasi terbaru. Hanya, kali ini dalam inovasinya lebih kepada upaya penyadaran masyarakat.

Akan tetapi, dalam konsepnya dengan menjadikan Rukun Tetangga (RT) sebagai garda terdepan. Maksudnya, yaitu bagaimana RT yang akan membantu DLH dalam memberikan kesadaran masyarakat agar tak sekadar membuang sampah begitu saja ke TPS.

Namun, bagaimana dari sampah-sampah yang ada itu sebelumnya dapat dipilah terlebih dahulu. Tujuannya, apakah dari produksi sampah yang dihasilkan masyarakat itu dapat diolah kembali ataupun sebaliknya.

“Ya, jadi nanti yang terbuang di TPS itu merupakan sampah yang benar-benar tak dapat diolah lagi. Bukan, seperti kondisi yang ada sejauh ini bahwa nyaris seluruh sampah terbuang begitu saja di TPS,” ungkap Sumarsana selaku Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3K, DLH Bulungan.

Pria yang murah senyum dan ramah ini mengatakan, alasan inovasi RT menjadi garda terdepan. Hal itu dikarenakan RT tentunya akan memiliki suatu agenda rutin pertemuan dengan warga masyarakat di wilayah RT-nya. Oleh karenanya, pada momen itu sekiranya dapat dimanfaatkan secara langsung untuk penyampaian tentang program ini.

“Tentunya, dari DLH juga akan turun langsung ke lapangan bertemu dengan pihak RT. Sehingga akan terjalin komunikasi yang baik,” ujarnya.

Ditambahkannya juga, mengenai sampah yang menurutnya dapat dipilah oleh masyarakat meliputi sampah organik misalnya. Di mana dari sampah itu bisa diolah menjadi barang-barang yang bernilai tinggi. Misal, dengan menjadikannya kerajinan tangan.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X