Penyakit Lama PLTMG Kambuh Lagi

- Sabtu, 15 Juni 2019 | 10:45 WIB

NUNUKAN – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Nunukan, kembali memberlakukan pemadaman bergilir, akibat terjadi gangguan pada mesin Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sebaung dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Sei Limau. Hal tersebut dinilai tidak mampu mengatasi permasalahan listrik.

Seperti yang diungkapkan, salah seorang pelanggan listrik PT PLN Rayon Nunukan Asdir bahwa PT PLN Rayon Nunukan hingga saat ini tidak mampu menyelesaikan permasalahan listrik di Nunukan dan Sebatik. “Sejak Ramadan lalu listrik mulai bermasalah, tidak ada perubahan hingga saat ini,” kata Asdir.

Untuk itu, dengan kondisi listrik yang minim solusi, maka perlu ada pembenahan secara total. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka banyak merugikan para pelanggan PT PLN Rayon Nunukan, terutama para pelaku usaha.

Menurutnya, kondisi listrik yang stabil tentu banyak merugikan masyarakat. Durasi pemadaman yang berlangsung lama tentu berpengaruh dengan pemasukan, terutama usaha yang sangat bergantung dengan listrik. “Saya ini menjual token listrik, tentu membutuhkan listrik. Jika listrik padam, maka usaha tidak berjalan,” ujarnya.

Sementara Manajer PT PLN Rayon Nunukan Fajar Setiadi mengatakan, bahwa pemadaman bergilir dilakukan karena sedang mengalami gangguan mesin di PLTMG Sebaung dan PLTD Sei Limau. Sehingga daya berkurang hingga 1.500 kW. Jadwal pemadaman telah disebar kepada seluruh pelanggan.

“Lagi ada pengurangan daya listrik, sehingga dilakukan pemadaman bergilir lagi,” kata Fajar Setiadi.

Menurutnya, daya yang dibutuhkan mencapai 10.500 kW, sedangkan saat ini berkurang 1.500 kW. Untuk sistem kelistrikan tentu tidak dapat normal sesuai keinginan pelanggan, karena terkadang mesin pembangkit butuh pemeliharaan. Jika dilakukan pemeliharaan tentu kondisi daya kurang stabil.

Mesin pembangkit yang ada saat ini di PLTD Sei Bilal ada delapan unit, di PLTD Sebatik ada tiga unit. Selebihnya pembangkit ada empat unit di PLTMG Sebaung. Jadi total mesin yang beroperasi ada 15 unit mesin PLTMG dan PLTD.

Mesin yang ada saat ini, tentu tidak diketahui kapan akan beroperasi sempurna. Jika ada yang bermasalah secara tiba-tiba tentu perlu ada perbaikan dilakukan. “Jika cepat dilakukan perbaikan, maka pemadaman bergilir tidak akan berlangsung lama,” ujarnya.

Kebutuhan pelanggan atau beban puncak di Nunukan mencapai 12 Megawatt (MW). PLTMG Mansapa sebesar 10 MW yang diharapkan mampu menambah daya belum selesai pembangunannya. Sebab, interkoneksi dari transmisi Balikpapan saat ini masih berada di Kota Bontang dan Sangatta.

Evaluasi mengenai kondisi PLTMG Sebaung ini sudah sering dibahas di tingkat manajemen di Balikpapan sebagai pemutus kebijakan strategis. Mereka sudah mengambil langkah-langkah penyelesaian. Seperti, menyewa mesin baru, pengganti bekas. Tapi, dalam tahapan itu ternyata ada beberapa kendala di pelelangan.

Sementarantuk mengambil alih penggunaan mesin PLTMG Sebaung, dari pihak ketiga atau menggantikan dengan perusahaan lain tidak mudah. Ada mekanisme yang perlu ditempuh. Kemudian dalam mekanisme itu ada syarat yang harus dipenuhi rekanan atau mitra. “Tapi, dari sejumlah syarat itu hanya PT Bugak ini saja yang mampu dan akhirnya kontraknya kembali diperpanjang,” ujar Fajar akhir Mei lalu.

Dikatakan, selain memiliki mekanismenya yang panjang, pengalihan PLTMG Sebaung untuk dikelola PT PLN (Persero) juga sangat sulit dilakukan. “Sebenarnya, jika melihat yang terjadi ini, PLN sebenarnya sudah mengeluarkan biaya investasi yang cukup besar dengan pembangunan kabel listrik bawah laut. Hal itu semua yang dipikirkan, termasuk menggunakan mesin PLTMG sendiri dan menempatkan operator dan teknisi PLN sendiri. Namun hal itu belum ada kebijakannya,” jelasnya.

‘Penyakit’ PLTMG Sebaung kembali kambuh sejak Mei atau Ramadan lalu. Warga semakin kecewa saat perayaan Idulfitri lalu.  Listrik padam di momen Lebaran.

Rapik, warga Kecamatan Sebatik menceritakan bagaimana suasana salat Id di wilayahnya tiba-tiba diwarnai dengan listrik padam berjam-jam. “Bayangkan sementara salat Id listrik tiba-tiba padam, waktu yang tidak tepat listrik padam saat umat muslim sementara merayakan hari kebesaran,” kata Rapik.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X