Ramadan, Produksi Sampah Warga Tarakan Rerata Lebih 123 Ton Sehari

- Jumat, 14 Juni 2019 | 14:34 WIB

TARAKAN – Peningkatan volume sampah terjadi sebesar 10 hingga 15 persen selama bulan Ramadan. Bila hari biasanya rata-rata volume sampah yang dihasilkan rata-rata 120 ton setiap harinya, selama Ramadan rata-rata sampah yang dihasilkan lebih dari 123 ton setiap harinya.

Kepala UPT TPA Hake Babu Abdul Muis mengatakan, meningkatnya jumlah sampah selama Ramadan tidak lepas dari tingginya aktivitas masyarakat Bumi Paguntaka, di mana banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi pedagang musiman yakni menjual takjil setiap harinya.

“Kebanyakan sampah makanan, sampah organik dan sampah plastik,” tuturnya, Kamis (13/7).

Berdasarkan data  UPT TPA Hake Babu, pada Mei total ada 3.815 ton sampah yang dihasilkan masyarakat selama sebulan. “Peningkatan paling signifikan terjadi menjelang dua hari sebelum Idulfitri 1440 H, di mana pada tanggal 3 Juni volume sampahnya mencapai 190 ton, sementara pada tanggal 4 Juni volume sampahnya mencapai 185 ton,” bebernya.

Tingginya volume sampah di dua hari menjelang Idulfitri 1440 H, disebabkan terjadinya peningkatan aktivitas masyarakat Tarakan. “Pada saat itu banyak orang yang membersihkan rumahnya, banyak orang yang memasak untuk kebutuhan Lebaran sehingga terjadi peningkatan volume sampah yang cukup signifikan pada dua hari tersebut,” ucapnya.

Sementara pada hari H Idulfitri, dirinya mengungkapkan terjadi penurunan signifikan jumlah volume sampah yakni 49 ton. Penyebab terjadinya penurunan ini tidak lain pada hari H tersebut sebagian armada pengangkut sampah sedang libur, sementara sampah yang diangkut pada hari tersebut hanya sebagian saja.

“Peningkatan baru terjadi lagi pada hari kedua Idulfitri 1440 H, di mana volume sampah yang diangkut mencapai 121 ton, jumlah dua kali lipat dari pada hari pertama Idulfitri,” bebernya.

Dirinya mengungkapkan bahwa tingginya volume sampah selama Ramadan cukup merepotkan dirinya dan petugas yang bekerja di lapangan, mengingat kondisi TPA Hake Babu sudah overload.

“Kita tahu sendiri TPA sudah overload, jadi sampah yang diangkut ketika tiba di TPA kita paskan saja pada tempat yang ada,” ujarnya.

Selama Ramadan pihaknya juga sempat mengalami kendala, di mana alat berat yang biasa memindahkan sampah di TPA mengalami kerusakan. “Sempat dua hari mengalami kerusakan yang berdampak pada antrean pengangkut sampah, bahkan sampah juga sempat meluber ke jalan, tapi setelah alat berat selesai diperbaiki tidak ada lagi kendala yang kami hadapi hingga saat ini,” ujarnya.

Plt Kepala DLH Supriono sempat menyinggung jumlah ideal alat berat di TPA Hake Babu. Menurutnya, jika terdapat 6 unit alat berat yang berfungsi, maka DLH tidak akan kewalahan mengatur sampah. “Memang untuk urusan lingkungan hidup, apalagi sampah membutuhkan biaya besar. Coba lihat kota-kota yang memenangkan adipura, dia tidak segan-segan mengeluarkan biaya besar untuk operasional TPA-nya,” katany penghujung April lalu. 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X