Pencarian Korban hingga ke Batas Negara

- Kamis, 13 Juni 2019 | 14:50 WIB

TARAKAN - Pelaksanaan pencarian hari ketiga korban tenggelam melompat dari KM Lambelu beberapa waktu lalu hingga Rabu (12/6) belum membuahkan hasil.

Meski pencarian sudah memasuki hari ketiga, Basarnas Pos Sar Tarakan belum mengetahui identitas korban, bahkan kantor Sar Balikpapan Kalimantan Timur sampai dengan saat ini pun belum menerima laporan kehilangan anggota keluarga.

Ari Triyanto Kepala Pos SAR Tarakan mengatakan, untuk waktu pencarian akan diperpanjang menjadi satu pekan, bahkan saat ini untuk titik pencarian telah dilakukan hingga 23 mil laut dari Pulau Bunyu yang menjadi posko pencarian korban tersebut.

Pada penyisiran yang dilakukan Rabu kemarin petugas tim pencarian dari Basarnas sempat terkendala dengan hujan deras. Sehingga penyisiran sempat tertunda, namun Basarnas menjanjikan akan melakukan pencarian lebih intensif.

“Memang pencarian sempat terkendala oleh hujan, hanya itu yang menjadi kendala kita di lapangan saat melakukan penyisiran. Namun sampai saat ini untuk identitas korban belum kita dapatkan karena yang menjadi fokus utama kita adalah mencari keberadaan korban. Karena dari Kantor Basarnas Balikpapan juga belum menerima laporan ada yang kehilangan leluarganya,” tuturnya kepada media ini.

Triyanto mengakui koordinasi dilakukan hingga ke perbatasan Indonesia dan Malaysia. Hal ini dikarenakan sesuai dengan arus air yang diamati oleh tim pencarian mengarah ke negara tetangga yakni wilayah perairan Semporna, Malaysia.

“Saya memang berfirasat karena melihat arus air ini mengarah ke bawah. Kalau kita melihat pergerakan itu mengarah ke Semporna yang merupakan berada di wilayah Malaysia. Sehingga sejak beberapa waktu lalu saya sudah melaksanakan koordinasi kepada Komandan Pos TNI-AL yang berada di Sei Taiwan Kabupaten Nunukan untuk memperluas informasi yang kita dapatkan jika menemukan sesuatu yang disinyalir korban tersebut bisa langsung ditindak lanjuti,” tuturnya.

Salah satunya menginformasikan kepada para nelayan dari Sebatik yang biasanya beraktivitas hingga batas negara Indonesia Malaysia. Untuk pergerakan arus dasar laut tidak begitu kuat. Namun yang menjadi penguat korban berada jauh dari titik jatuhnya yang diberikan oleh pihak Pelni adalah derasnya arus permukaan air laut yang didorong oleh angin.

“Jadi kita memang tidak berpatokan kepada titik kordinat jatuhnya korban. Sehingga kita tetap berupaya agar korban segera kita temukan. Mungkin karena titik jatuhnya korban ini merupakan jalur lalu lintas pelayaran dan juga sangat sepi dilintasi oleh kapal-kapal besar, sehingga informasi sangat sedikit kita dapatkan. Sehingga kami juga tetap melakukan koordinasi oleh otoritas kelautan yang ada agar korban bisa kita temukan,” jelasnya. (rt)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X