ORI Fasilitasi Pengembangan Produk UKM Lapas

- Kamis, 13 Juni 2019 | 12:47 WIB

TARAKAN – Adanya usaha kecil dan menengah (UKM) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Tarakan dengan produk-produk buatan warga binaan yang memiliki nilai jual tinggi, membuat Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Kaltara berencana memfasilitasi pengembangan produk UKM tersebut menjadi lebih baik lagi.

Rencana memfasilitasi produk UKM buatan warga binaan Lapas Kelas II A Tarakan disampaikan langsung Kepala ORI Perwakilan Kaltara Ibramsyah Amirudin saat melakukan sidak di dalam lapas pada Senin (10/7).

“Saya akan membantu memfasilitasi ke tingkat pemerintah kota dan pemerintah provinsi untuk membantu pengembangan UKM yang ada di Lapas Kelas II A Tarakan,” tuturnya.

Dirinya berharap dengan adanya bantuan dari tingkat pemerintah kota maupun pemerintah provinsi nantinya, produk UKM hasil buatan warga binaan tersebut dapat mudah dalam hal promosi dan pemasaran. “Kegiatan UKM di lapas ini sangat positif, karena selain mengisi waktu luang, warga binaan bisa mendapatkan pendapatan dari hasil produknya,” ujarnya.

Selain itu adanya ilmu yang didapatkan dalam kegiatan UKM di lapas, warga binaan diharapkan ketika bebas bisa menggunakan ilmu yang dimilikinya sebagai bekal untuk membuka usaha. “Begitu mereka keluar, saya harapkan tidak ada cemoohan, kalau bisa kita merangkul kembali mereka ketika kembali ke masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan, bahkan kalau bisa menjadi pengusaha yang sukses dengan ilmu yang dimiliki,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas II A Tarakan, RB Danan mengatakan, pihaknya berterima kasih dengan bantuan dari ORI Perwakilan Kaltara dalam upaya mengembangkan UKM yang ada di lapas. “Ini merupakan support luar biasa dari beliau, dalam upaya mengembangkan UKM yang ada di lapas,” ucapnya.

Terpisah, Pembimbing UKM Lapas Kelas II A Tarakan, Muhammad Fauzan mengatakan, ada beberapa produk UKM hasil tangan warga binaan, di antaranya robot milenial, batik tulis, kaligrafi arab, lukisan gerejawi, kapal pesiar limbah stick ice cream dan craft plastik.

“Di antara semua produk tersebut, batik tulis banyak dikenal orang, batik tulis ini diberi nama bukalapas kepanjangan adalah batik unik ala lapas yang dibuat dari tangan warga binaan dengan motif khas dayak Kaltara,” ujarnya.

Sejauh ini dalam mengenal produk UKM Lapas Kelas II A Tarakan dilakukan melalui pemasaran manual, online dan mengikut sertakannya dalam pameran skala nasional. “Kemarin kita sempat ikutkan dalam Napi Craft 2018, Pameran Produk Unggulan Napi Nasional, Social Media Lapas Tarakan, pasar foundation dan promosi di area Kaltara,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan kendala yang dihadapi selama ini terkait ketersedian bahan baku lokal Tarakan maupun Kaltara. Dirinya memberikan contoh bahan baku seperti batik tulis pihaknya harus menunggu kiriman dari luar kota terus, karena ketersedian bahan bakunya di Tarakan maupun Kaltara tidak ada.

“Untuk mengatasi hal-hal ini kita sudah melakukan komunikasi dengan Second Chance Foundation yang merupakan yayasan nirlaba produk seni napi se-Indonesia yang berkantor di Jakarta, dalam hal ekspansi barang kita juga dibantu oleh Asosiasi Persatuan Handy Craft Indonesia (Asephi),” pungkasnya.

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X