TANJUNG SELOR – Tahun ini, sudah ada delapan lapangan terbang (lapter) di Kalimantan Utara (Kaltara) yang terverifikasi di Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal ini merupakan upaya untuk memperjuangkan peningkatan kualitas dari lapter itu.
Adapun, delapan lapter yang sudah terverifikasi itu, di antaranya Lapter Binuang di Nunukan dengan dimensi runway 680 meter x 24 meter dan Lapter Data Dian di Malinau dengan dimensi runway 440 meter x 26 meter.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, Taupan Majid mengatakan, dalam hal ini sudah ada beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara untuk meningkatkan infrastruktur lapter di perbatasan dan pedalaman provinsi ke-34 ini.
“Itu (delapan lapter, Red) sudah diverifikasi dan semuanya sudah masuk. Makanya SOA (subsidi ongkos angkut) itu bertambah, karena lapter-nya sudah memenuhi syarat,” ujar Taupan kepada Radar Kaltara.
Adapun perjuangan untuk meminta dilakukannya peningkatan lapter di provinsi termuda Indonesia ini ke pusat akan terus dilakukan oleh pihaknya. Sebab, kondisi lapter yang ada saat ini rata-rata masih belum maksimal, yakni masih berupa tanah berumput.
Padahal, untuk lapter itu seharusnya minimal sudah dalam bentuk perkerasan, sehingga meskipun dilalui kendaraan seperti mobil, runway itu tidak membekas dan saat cuaca buruk sekalipun juga tidak menjadi kendala untuk mendarat.
Perjuangan untuk perbaikan lapter ini bertujuan agar ke depannya bisa lebih safety lagi. Setidaknya untuk menghindari terulangnya kejadian kecelakaan pesawat di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia ini. “Di sini sejumlah kepala bandaranya berkoordinasi ke kita. Tapi untuk tindak lanjutnya, mereka yang langsung berkoordinasi ke Kemenhub, karena itu merupakan kewenangan mereka. Tapi tetap berkoordinasi ke kita,” katanya.
Sebelumnya disebutkan, kebutuhan anggaran untuk peningkatan kualitas konstruksi lapter hingga perkerasan, itu membutuhkan biaya sekitar Rp 2 miliar per lapter. Artinya untuk delapan lapter yang sudah terverifikasi itu membutuhkan sekitar Rp 16 miliar.
“Kalau sudah perkerasan semua, biar pesawat mendarat saat turun hujan, saya rasa tidak akan ada masalah. Dia (pesawat, Red) akan tetap stabil,” pungkasnya. (iwk/eza)