PROKAL.CO, TANJUNG SELOR – Tunjangan Hari Raya (THR) bagi “pasukan kuning” atau petugas kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bulungan dipastikan tahun ini tak dianggarkan.
Tak dianggarkannya ini merupakan bukan kali pertama. Melainkan, di tahun sebelumnya para petugas kebersihan ini pun tak menerimanya. Artinya, dalam kurun waktu dua tahun berjalan pasukan kuning yang berjumlah 250 petugas tersebut harus gigit jari soal THR. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Bulungan, Abdul Hafid saat dikonfirmasi pun tak menampik terkait tidak adanya anggaran THR bagi petugas kebersihan yang ada di tiga wilayahnya itu. Yakni meliputi, petugas kebersihan yang ada di Tanjung Selor, Tanjung Palas dan Bunyu. “Ya, benar. Tahun ini tidak menganggarkan THR bagi seluruh petugas kebersihan ini,” ungkapnya kepada Radar Kaltara, Kamis (23/5). Dikatakannya juga, mengenai alasan tak dianggarkannya THR. Tak lain, dikarenakan kondisi anggaran di DLH yang dianggap masih belum mencukupi ke arah sana. Oleh karenanya, pihaknya mengaku belum dapat berbuat banyak mengenai upaya pemberian THR bagi pasukan kuning itu.“Anggarannya memang tidak ada. Karena memang kondisi APBD yang defisit. Sehingga ini berdampak pada penganggaran yang diterima DLH salah satunya,” ujar pria yang akrab disapa Hafid ini. Lanjutnya, untuk dipaksakan sekalipun, menurutnya hal itu pun cukup sulit penerapannya di lapangan. Untuk itu, memang pihaknya saat ini tak dapat berbuat banyak. Kecuali, memang sebelumnya anggaran itu tersedia. “Mau dipaksakan juga dari mana kita mau ambil duitnya. Nah, itulah mengapa saat ini THR bagi mereka tak tersedia,” ucapnya. Namun, ditambahkannya juga, sekalipun tak dapat THR. Pihaknya berharap para petugas kebersihan ini tetap semangat dalam bekerja sehari-hari. Sehingga selama bulan suci Ramadan sampah-sampah tetap terangkut hingga ke TPA. “Harapannya, mereka tetap bekerja seperti biasanya. Kita mau bagaimana lagi untuk mengakalinya jika memang anggaran tak ada,” jelasnya. Sementara, dengan tidak adanya THR yang diterima oleh petugas kebersihan. Hal itu memang terbilang cukup miris. Apalagi selama bulan suci Ramadan ini bicara mengenai volume sampah di Bumi Tenguyun mengalami peningkatan. Diperkirakan peningkatan volume sampah itu mencapai angka 30-50 persen per hari. Artinya, dari armada angkut yang beroperasi, kurang lebih mengangkut 228 ton sampah per hari ke TPA (tempat pemprosesan akhir). Sedangkan di hari biasanya, pengangkutan di bawah angka 200 ton per hari. Hal ini juga dibenarkan Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Bulungan Sumarsana bahwa meningkatnya volume sampah ini, maka berdampak pada armada pengangkut sampah yang harus menambah jadwal angkutnya. Jika biasanya jadwal pengangkutan hanya satu atau dua kali dalam sehari, kali ini jadwal pengangkutan bisa dilakukan hingga tiga kali. Bahkan, bisa lebih yang disesuaikan dari banyaknya sampah yang ada di setiap TPS (tempat pembuangan sementara). “Peningkatan sampah ini memang menjadi hal lumrah selama Ramadan. Untuk peningkatan sekitar 30-50 persen,” ungkapnya. Faktor dari meningkatnya volume sampah karena tingkat konsumsi masyarakat juga semakin meningkat. Ia menyebutkan dari banyaknya pedagang musiman yang bermunculan selama Ramadan, volume sampah otomatis akan meningkat. Di samping meningkatnya konsumsi rumah tangga juga selama Ramadan. “Peningkatan volume sampah itu sebenarnya banyak pemicunya. Ya, salah satunya dari pedagang musiman dan meningkatnya belanja masyarakat. Sebab, ini dapat terlihat dari banyaknya sisa makanan yang terbuang,” ujarnya. Mengenai peningkatan volume sampah dapat berdampak pada membengkaknya anggaran operasional, Sumarsana mengakuinya. “Jadwal pengangkutan tak seperti biasanya. Maka, operasional dari bahan bakar minyak (BBM) akan meningkat. Tapi, meningkatnya operasional ini sudah kami antisipasi sejak jauh hari. Itulah mengapa sampai saat ini tidak ada masalah yang begitu signifikan terjadi terkait pengangkutan sampah ke TPA,” akunya. Tak lupa, Sumarsana pun mengimbau kepada masyarakat agar dapat membuang sampah sebagaimana jadwal yang ada. Mulai pukul 18.00–06.00 WITA. Di luar dari jadwal itu, terkadang membuat sampah tak terangkut. Sehingga terkesan ada pembiaran dari DLH Bulungan. Padahal, ini merupakan ulah dari oknum masyarakat sendiri. “Saya meminta juga sekiranya dalam membuang sampah di TPS yang tersedia. Tidak membuat tumpukan sampah baru yang membuat petugas cukup lama dalam melakukan pengangkutan,” ungkapnya. (omg/eza)