TANA TIDUNG – Selama bulan Ramadan ini, pengusaha speedboat di Tana Tidung mengaku jumlah penumpang baik yang datang ke Tana Tidung ataupun sebaliknya, sangat sepi dibandingkan di luar-luar Ramadan.
Jika yang biasanya dapat menampung kapasitas penumpang mencapai 35 orang, selama Ramadan hanya mengangkut sebanyak 10 hingga 15 penumpang dalam sehari. Kondisi ini pun berdampak kepada pendapatan mereka. Dikatakan petugas jual tiket di pelabuhan Tunon Taka, Tana Tidung, Erliayansyah (38), sepinya penumpang ini sudah terjadi sejak awal puasa. "Kalau hari-hari biasa penumpang tidak juga banyak tidak juga sedikit, yang jelas ramai aja. Tapi dari awal Ramadan hingga masuk ke hari ke-18 Ramdan ini sepi penumpang, hanya ada beberapa saja. Kadang sembilan, kadang juga hanya 10 penumpang. Nah kalau penumpang hanya segitu tentu pemilik speedboat mengeluh karena jangankan untung biaya BBM-nya saja tidak,” ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan Ruli, pengusaha speedboat di daerah ini. “Sejak awal puasa penumpang sudah mulai berkurang, tidak seramai seperti hari-hari sebelumnya. Hanya ada beberapa penumpang saja dalam sekali perjalanan,” kata pemilik speedboat Keyla Express ini.
Sepinya penumpang ini, sambung Ruli, bukan hanya terjadi di Pelabuhan Tunon Taka saja. Demikian pula juga terjadi di Pelabuhan Kecamatan Sesayap Hilir. Namun kondisi ini dikatakan Ruli memang sudah terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya, karena sudah banyak warga yang berlibur ke luar daerah dan pulang ke kampung halaman sepekan sebelum Ramadan. Akibat sepinya penumpang, dirinya mengaku omzet yang ia dapatkan juga menurun dibandingkan hari-hari biasanya. ”Yang jelas omzet saya pasti menurun. Bahkan bagi dua dari pendapatan di hari-hari biasanya,” ungkapnya.
Sementara itu, staf pengawas pelabuhan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Pemerintah Kabupaten Tana Tidung, Rusli menuturkan, lonjakan penumpang baru akan terjadi sepekan sebelum lebaran idulfitri. “Kalau sekarang memang masih sepi karena semua orang sedang bekerja,” katanya.
Pihaknya sendiri akan melakukan tugas pengawasan setiap hari terkait jumlah penumpang dan kondisi speedboat yang akan berlayar. "Setiap harinya kami melakukan pengawasan yang rutin kepada semua penumpang apakah banyak penumpang atau sesuai dengan jumlah kapasitas speedboat seharusnya, serta memastikan sebelum keberangkatan keseluruhan penumpang mengenakan baju pelampung atau life jacket karena setiap perjalanan akan jauh lebih aman jika menggunakan baju pelampung dan meminta agar penumpang melepaskannya ketika sudah sampai di tempat tujuan," ujarnya. (*/rko/ash)