Tanpa Papan Tulis, Ruang Belajar Tetap Menyenangkan Bagi Murid

- Kamis, 23 Mei 2019 | 13:50 WIB

DUNIA pendidikan awal bagi generasi penerus bangsa memang sangatlah penting. Namun, bila metode yang diutarakan oleh tenaga pendidik tak secara maksimal, hal itu justru membuat perkembangan pembelajaran murid menjadi terhambat. Untuk itu, melalui pilot literasi kelas awal ini sebagai upaya dalam menjadikan murid didik berkualitas.

 

RACHMAD RHOMADHANI

“ADA kelas tiga belum bisa membaca,’’ ucap miris Handoko Widagdo selaku Provicial Manager INOVASI Kaltara kepada penulis saat mengawali perbincangan pasca memberikan sambutan pada workshop refleksi akhir pilot literasi kelas awal program INOVASI Kabupaten Bulungan 2018/2019, Rabu (21/5) kemarin.

Masalah itu, lanjutnya, tentu menjadi perhatian serius sejauh ini bagi dunia pendidikan di provinsi termuda di Indonesia. Sebab, jangan sampai hal itu terus berulang pada pembelajaran yang selanjutnya atau akan datang.

Ya, karena ini sejatinya berpotensi menjadi beban tersendiri bagi tenaga pendidik tingkat lanjutan tatkala menyampaikan suatu materi. Namun, sama sekali tak dipahami oleh si murid.

“Dapat dibayangkan bila murid kelas 3 tidak bisa membaca. Apa dan bagaimana materi yang disampaikan oleh tenaga pendidik tentu tak dapat dipahaminya,’’ ungkap pria berkacamata ini.

Namun, lebih jauh dikatakannya, dengan adanya suatu pilot literasi kelas awal dari para tenaga pendidik. Melalui program INOVASI Kabupaten Bulungan 2018/2019, ia menyakini hal itu akan memberikan suatu dampak positif bagi murid didik kedepannya yang berkualitas.

Mengingat, pada metode itu akan berbanding terbalik dari yang sebelumnya. Misal, jika dulu hanya menulis di papan tulis dan memperhatikan satu dua siswa yang pintar. Sekarang justru lebih banyak menggunakan media-media penunjang lainnya yang lebih menarik minat murid untuk belajar.

Di samping, guru juga akan memiliki suatu catatan tersendiri bagi murid yang lamban untuk diberikan perlakuan khusus. Tujuannya, agar ia bisa sama halnya seperti murid-murid lainnya.

“Bisa saja metodenya tanpa papan tulis. Tapi, ada alat penunjang lainnya yang fungsinya pun sama dalam mengenalkan siswa soal huruf dan angka. Atau membaca dan menulis,’’ ujarnya.

Dan, ditambahkannya, kembali mengenai workshop yang saat ini dilangsungkan. Hal itu merupakan evaluasi terakhir bagi tenaga pendidik setelah menjalankan kegiatan KKG dalam kurun waktu setahun.

“Secara garis besar hasilnya luar biasa. Dari monitor evaluasi yang kami lakukan, 80 persen guru yang berlatih sudah berubah cara metode belajarnya. Ini menjadi suatu keberhasilan tentunya dalam mewujudkan pendidikan berkualitas,’’ tuturnya.

“Meski, dalam mengetahui ukurannya itu pada September baru dapat hasilnya. Hanya, saya pastikan cara ini sudah paling efektif,’’ sambungnya.

Ia berharap,  model pembelajaran yang sudah ada dipelajari oleh tenaga pendidik. Hal itu, dapat terus diterapkan dalam dunia pendidikan. Sehingga apa yang menjadi tujuan awal dalam menjadikan murid didik berkualitas dapat terwujudkan.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X