NUNUKAN – Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) diketahui kesehariannya sebagai petani di Felda Sahabat 41, Lahad Datu Negeri Sabah Malaysia, tewas lantaran menjadi mangsa buaya di sungai kebun tempat dirinya bekerja, Jumat (17/5) lalu.
Korban diketahui bernama Stephen Tolok (37) Warga Negara Indonesia (WNI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Korban tinggal bersama rekan-rekannya di kebun Felda Sahabat 41 Malaysia. Korban tewas lantaran mengalami luka serius yakni korban kehilangan kepala dan lengan.
Kepala Fungsi Sosial dan Budaya, Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Firma Agustina yang dikonfirmasi media ini mengatakan pihaknya hingga kini tengah mendalami kasus tersebut dan berkoordinasi dengan Aparat Keamanan Malaysia (Apkam) dan majikan PMI tersebut.
Tentunya itu dilakukan untuk memastikan PMI tersebut akan mendapatkan hak dari majikannya di perusahaan yang mempekerjakannya, dengan bantuan yang difasilitasi dari pihak KRI Tawau. “Majikan sendiri memang yang langsung melaporkan ke Konsulat ketika kejadian. Majikan karena berencana untuk memulangkan jenasah di NTT. Tentu Konsulat akan memfasilitasi proses pemulangan jenasah yang bersangkutan,” beber Firma.
Informasi yang diterima media ini, awalnya korban bersama rekannya sedang menjala ikan di sungai Kilang Sahabat 41 Kampung Kembara Sakti. Saat sedang asyik menjala, korban tiba-tiba saja diterkam buaya dan diseret hingga ke dalam sungai.
Korban saat itu sempat berteriak meminta tolong, namun rekannya yang melihat langsung korban diterkam tidak bisa berbuat banyak. Pada akhirnya korban pun ditenggelamkan buaya yang memangsanya. Rekan korban pasca kejadian seketika pulang dan melaporkan kejadian tersebut. Pencarian korban pun langsung dilakukan oleh rekan-rekan satu kerja yang lainnya.
Setelah ditemukan, keadaan korban sudah tidak utuh lagi. Korban ditemukan sudah tanpa kepala. Tangan sebelah kanan korban juga hilang, tangan sebelah kanan juga nyaris hingga putus tulang rusuk. Ditubuh korban banyak ditemukan bekas luka gesekan gigi buaya. (raw/zia)