TARAKAN – Minim penyiringan di sisi kiri dan kanan badan jalan daerah RT 16, Kelurahan Kampung Satu/Skip, jalan pun terancam amblas. Bagian bawah badan jalan terkikis air. Belum lagi belakangan ini musim penghujan.
Siring jalan tidak hanya terkikis air. Tetapi parit pun tidak memadai dengan debit air. Alhasil air meluap ke badan jalan. Padahal daerah RT 16 ini mulai dipadati permukiman. Jalan baru pun dibuka.
“Sudah banyak jalanan tapi belum ada siring. Banyak yang rusak juga, mulai dari depan sudah parah, gang depan gereja juga sudah rusak. Terkikis air juga,” terang Bakri, Ketua RT 16, Kelurahan Kampung Satu/Skip.
Minimnya penyiringan, beberapa titik jalan pun terancam amblas. Dari warga setempat mengantisipasi dengan siring darurat. Namun tidak bertahan lama.
“Ini depan rumah juga sudah mulai amblas. Kita sering saja siring dengan karung yang diisi tanah, tapi tetap terkikis air juga,” katanya.
Tidak hanya konstruksi semenisasi yang rusak dan hancur. Ada pula jalan yang sama sekali belum tersentuh semenisasi maupun pengaspalan. Satu titik jalan di RT 16 ini yang memiliki panjang sekitar satu kilometer dengan lebar sekitar lima meter ini masih berbatu.
Sebelumnya jalan sudah diagregat, namun tidak diikuti dengan pengaspalan.
“Pernah pengerasan tapi tidak tahu tahun berapa. Tapi untuk pengaspalan belum, karena masih ada aktivitas dari proyek pertamina yang keluar dan masuk mobil besar,” bebernya.
Ia pun berharap dari pemerintah saat ini, sekiranya pembenahan jalan-jalan di lingkungan RT 16 ini dapat diperhatikan.
“Tapi kalau untuk pengerasan, semoga dari pemerintah sekarang bisa perhatikan untuk agregatnya,” harapnya. (*/one/udn)