TARAKAN – Sejumlah nama terus bermunculan akan masuk dalam bursa Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kaltara 2020. Usai Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 ini, pemilihan kepala daerah (pilkada) terus menghangat. Kaltara akan menggelar lima pilkada sekaligus, Pilgub dan empat kabupaten.

Beberapa waktu lalu, sejumlah partai politik pemenang Pileg DPRD Kaltara bahkan percaya diri mengusung kadernya. Tak terkecuali Pilgub. Tokoh-tokoh lain juga masih terus dikaitkan dengan Pilgub. Tak terkecuali, dua tokoh dari Tarakan, Wali Kota dr. Khairul, M.Kes, dan dr. H. Jusuf Serang Kasim, wali kota Tarakan dua periode.

dr. Khairul, M.Kes, sedang digadang-gadang sebagai bakal calon gubernur maupun wakil gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2019 mendatang. Menanggapi itu, Dokter Khairul, sapaan akrabnya, masih enggan berkomentar.

“Kalau soal Pilgub saya no comment,” ucapnya singkat. Dirinya juga mengaku, jabatan wali kota Tarakan yang diembannya baru berjalan dua bulan, sehingga ia memutuskan ingin fokus pada jabatan yang dipercaya masyarakat Tarakan tersebut. “Saya baru dua bulan di sini (Wali Kota), nanti saja soal itu,” cetusnya.

Hal senada juga dituturkan dr. H. Jusuf Serang Kasim yang juga menjadi kandidat dalam Pilgub 2015 lalu. "Sementara saya no comment, kita lalui dulu tanggal 22 Mei ini karena ini yang penting secara nasional. Perhatian kita semua tertuju pada hasil itu, jadi no comment dulu soal itu,” katanya singkat.

Sebelumnya Partai Gerindra yang membukukan 5 kursi dan berhak atas wakil ketua di DPRD Kaltara, memastikan akan mengusung kadernya di Pilgub. Ada enam nama yang telah disiapkan Gerindra baik sebagai bakal calon gubernur maupun bakal calon wakil gubernur.

Keenam kader terbaik Gerindra itu adalah Liet Ingai, Dicky Wainal Usman, Ibnu Saud, Andi Hamzah, Adnan Hasan Galoeng, dan Jufri Budiman.

"Kami sudah siapkan kader-kader terbaik kami, baik nantinya di posisi nomor satu atau dua tergantung hasil kesepakatan dengan partai koalisi," ungkap Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Gerindra Kosmas Kajan awal pekan ini.

Gerindra tak ingin partainya dilupakan kader yang terpilih.  Sehingga visi misi pemerintahan yang dijalankan tak berseberangan dan bisa bersama-sama mewujudkan cita-cita rakyat Kaltara dalam membangun Bumi Benuanta.

"Selama ini mengusung orang yang bukan kader sendiri, tapi setelah dia jadi, dia lupa dengan kita, tahun depan kita ubah itu, makanya bagaimana caranya Gerindra harus mengusung kader sendiri," cetusnya.

Meski demikian, Gerindra juga akan memberikan kesempatan kepada bakal calon dari partai lain dan figur ketokohan non parpol untuk kepentingan Pilgub dan Pilkada di empat kabupaten. "Secara kriteria yang kami siapkan layak, karena mereka sudah mengikuti bimtek salah satunya tentang kepala daerah melalui program pusat Partai Gerindra, tapi nantinya akan ditentukan melalui seleksi Tim Pilkada, yang jelas mereka itulah gambarannya bakal calon dari Gerindra nanti," jelasnya.

Hanura yang juga berhasil mendudukan 5 kadernya di DPRD Kaltara untuk periode 2019-2024 juga bersikap sama. Menginginkan kadernya di Pilgub.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga termasuk yang percaya diri mengusung kadernya. Melalui Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Tarakan Ahmad Usman, PKB lugas menyebut nama H. Undunsyah. Pria yang tengah menjabat Bupati Tana Tidung periode kedua.  “PKB mau dukung yang menang,” tegasnya.

Undunsyah merupakan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB. Belum lagi, capaian Pileg 2019 dan Pilkada Tarakan 2018. Hj. Umi Suhartini yang merupakan istri dari H. Undunsyah meraih 25.525 suara atau terbanyak kedua, atau unggul atas dua pasangan calon lain yang di dalamnya ada petahana.

Menurut Usman, hal itu merupakan cerminan dari ketokohan Undunsyah di Kaltara. “Kami harapkan kader kami sendiri. Kami siap all out untuk menang,” tegasnya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPW Hanura Kaltara Effendhi Djuprianto, mengatakan tentu akan ditindaklanjuti dengan berkoalisi dengan partai lain. Mengingat, syarat untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur harus memiliki 7 kursi.

"Mengenai sosoknya, tentu kami lihat di internal partai dulu potensinya seperti apa, dan juga pastinya lewat pendaftaran yang akan kami buka nanti jika memang sudah memasuki tahapannya," jelasnya.

Menurut Effendhi kader Hanura memiliki potensi luar biasa. Maklum jika perolehannya se-Kaltara, Hanura menempatkan 5 wakilnya di kursi pimpinan DPRD, baik kabupaten/kota maupun provinsi. Nama-nama beken di internal Hanura, seperti Ingkong Ala, Hj. Asmin Laura Hafid, dan H. Udin Hianggio.

Hanura tidak ingin lagi salah menentukan sikap untuk meraih kemenangan bersama calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung.

Wakil Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan DPD PDIP Kaltara Noorhayati Andris memilih untuk menunggu selesainya Pileg 2019. Ia mengungkap jika pembahasan tentang Pilgub masih sangat awal.

"Intinya PDIP akan mencari figur yang mempunyai kapasitas yang bagus. DPP yang akan turut menentukan, siapa sosok yang akan kami usung," katanya.

PDIP sendiri tidaklah kehabisan figur. Jika mengacu pada internal partai berlambang banteng itu, nama-nama berikut ini patut diperhitungkan. Mereka adalah Drs. Jhony Laing Impang, M.Si, Datu Yasir Arafat, Ir. Deddy Yevri Hanteru Sitorus, M.A, Rakhmat Sewa dan Norhayati Andris. (sur/lim)