Ada Makanan Khas yang Muncul Hanya di Momen Ramadan

- Kamis, 16 Mei 2019 | 12:25 WIB

Saat berada di Kampung Ramadan di Kampung Arab, Tanjung Selor, masyarakat yang berkunjung sejatinya tak hanya merasakan begitu kentalnya nuansa islami. Akan tetapi, di lokasi itu pun terdapat juga jajanan berbuka puasa atau kerap disebut takjil yang beberapa di antaranya hanya ada saat di bulan suci ini. Berikut liputannya?

 

RACHMAD RHOMADHANI

TAKJIL memang menjadi ciri khas pelaksanaan ibadah puasa Ramadan di Indonesia. Terkadang banyak pedagang musiman yang bermunculan untuk menjajakan jajanan berbuka puasa ini.

Di Kampung Ramadan, tepatnya di Kampung Arab, Tanjung Selor ini pun tak tertinggal juga terdapat takjil. Sehingga otomatis masyarakat yang berkunjung ke Kampung Ramadan itu terkadang sembari membeli takjil. “Takjil, takjil. Silakan dipilih yang mana pak, ibu,’’ teriakan yang begitu akrab terdengar bagi pengunjung dari para pedagang takjil saat berada di Kampung Ramadan.

Ya, sekalipun suara teriakan dari para pedagang itu kerap terlontar beberapa kali. Namun, saat berada di lokasi pengunjung tetap selalu happy. Sebab, terkadang dari niat membeli takjil itu sekaligus terjalin komunikasi yang dekat antar masyarakat.

Artinya, mereka tak hanya sekadar mendapatkan takjil. Melainkan, komunikasi di momen bulan suci ini pun terbangun begitu akrabnya. Sehingga tak jarang banyak ditemui interaksi yang jauh lebih baik terlihat dari masyarakat saat di Kampung Ramadan tersebut. “Eh, apa kabar. Lama tidak lihat. Alhamdulillah, bisa bertemu di sini,’’ ucap salah seorang pengunjung yang terdengar penulis saat berada di Kampung Ramadan itu.

Di sini, silih berganti masyarakat tak ada habisnya berkunjung ke Kampung Ramadan. Bahkan, nyaris saat momen berbuka puasa yang tengah berlangsung. Masih ada beberapa warga di lokasi. Mereka justru ikut bersama berbuka puasa di Kampung Ramadan itu. Sehingga beberapa pedagang ada yang menawarkan air putih sebagai langkah awal membatalkan puasa yang dijalani selama sehari penuh oleh si pengunjung. “Minum air putih ini dulu nak,’’ ucap salah seorang pedangan takjil, seraya memberikan segelas air mineral kepada salah seorang pengunjung saat waktu berbuka puasa telah tiba.

Penulis yang saat itu berada di lokasi itu sempat merasakan begitu hangatnya hubungan sosial antar masyarakat. Baik kepada penjual ataupun pembeli saling bertegur sapa.

Salah satu pedagang takjil bernama Maruya (39) menuturkan, momen bulan suci ini memang sangat dinantikannya. Selain sebagai umat muslim. Ia mengaku momen ini dapat menjadi suatu ladang rezekinya. Sebab, dengan berjualan takjil ini dapat menjadi tambahan dalam membantu biaya kehidupannya sehari-hari. “Alhamdulillah, setiap bulan puasa jualan takjil. Sedikit banyak ada pendapatan untuk tambahan biaya hidup sehari-hari,’’ ungkapnya kepada penulis.

Dari banyaknya takjil yang dijajakannya, Maruya menjelaskan bahwa beberapa di antaranya terdapat makanan khas yang munculnya saat bulan puasa ini saja.

Salah satunya yaitu kue Putu Mayang. Ya, kue Putu Mayang ini memang sangat jarang atau tak pernah terlihat di luar bulan suci ini. Teksturnya yang berambut dan bewarna putih menjadi ciri khasnya dari kue itu. “Ini kue Putu Mayang adanya di bulan puasa ini saja,’’ katanya, seraya menunjukkan kue lainnya yang juga hanya ada di bulan puasa yakni Genepo, sejenis bubur yang terbuang dari ubi kayu yang ditaburi santan murni.

Dikatakannya pula, kue Putu Mayang ini diakuinya juga menjadi salah satu takjil yang kerap diburu oleh pembeli, selain Genepo. Hal ini dikarenakan kue itu memiliki cita rasa tersendiri bagi penikmat takjil. Adapun bahannya sendiri hanya terbuat dari tepung beras, gula merah, dan santan murni. Alhasil, dari perpaduan bahan itu terciptalah takjil yang cukup banyak dinikmati lidah masyarakat di Ibu Kota Kaltara, Tanjung Selor ini. “Satu tempat ini jualnya murah. Cuma Rp 7.000. Alhamdulillah, penjualan dari kue ini cukup meningkat selama ini,’’ tuturnya.

Jajanan ini dibuat oleh orang tuanya. Namun, sedikit banyak Maruya turut membantunya. Sehingga untuk membuatnya sendiri pun sejatinya  Maruya bisa. Meski, tak cukup ahli layaknya orang tuanya di rumah. “Mamak saya yang buat di rumah. Tapi, saya ikut bantu-bantu,’’ ucapnya sembari tertawa kecil.

Senada dikatakan Hj. Sinarti, pedagang takjil lain dengan ciri khasnya. Kali ini kue Barongko yang merupakan takjil yang cukup banyak diburu oleh pengunjung di Kampung Ramadan.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB

Abrasi Masih Mengancam Warga Sebatik

Senin, 25 Maret 2024 | 16:25 WIB
X