Petani Terancam Gagal Panen

- Selasa, 14 Mei 2019 | 10:31 WIB

TANJUNG SELOR - Banjir yang merendam tiga desa di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Bulungan, Minggu (12/5) sudah berangsur surut. Informasinya, sekitar pukul 23.00 WITA di hari yang sama genangan air di permukiman penduduk sudah tidak ada.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan, Ali Fatoka mengatakan, warga di tiga desa yang terdampak, yakni Tanjung Agung, Wonomulyo, dan Sajau tetap harus waspada terhadap adanya banjir susulan.

“Karena kita khawatir terjadinya hujan di hulu Sungai Sajau. Jika itu terjadi, pasti air akan naik lagi. Nah, ini yang masih tetap kita antisipasi,” ujar Ali kepada Radar Kaltara saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, Senin (13/5).

Selain merendam permukiman, banjir itu juga merendam lahan pertanian masyarakat. Dari hasil pemantauan sementara, beberapa jenis pertanian masyarakat setempat mengalami kerusakan dan terancam gagal panen. “Sekarang masih kami inventarisasi. Kerusakan yang tampak itu, terhadap tanaman pangan, seperti semangka, jagung, lombok, dan tomat,” jelasnya.

Tapi, untuk saat ini belum ada data lengkap dari hasil inventarisasi di lapangan. Sebab, saat ini masih ada sebagian yang terendam, sehingga belum terlihat secara keseluruhan. Artinya, belum bisa dipastikan data pasti berapa luasan lahan pertanian yang terdampak banjir.

Saat ini, personel BPBD yang standby di lokasi sudah dipulangkan. Tapi, kemarin personel akan kembali lagi ke tiga desa yang terdampak itu untuk melanjutkan inventarisasi lanjutan atas kerusakan tanaman pangan masyarakat.

Dan pelayanan publik hari ini berjalan seperti biasa. Tidak ada yang terhambat pasca banjir. “Perkebunan masyarakat mengalami kerugian. Saat ini laporan korban nihil, sedangkan rumah rusak ada dua di Tanjung Agung,” bebernya.

Pastinya, personel BPBD setiap hari secara full 24 jam tetap terus melakukan monitoring terjadinya bencana di wilayah Bulungan ini. Sebab, tidak hanya di tiga desa ini, tapi di beberapa desa lain di Bulungan juga ada yang rawan banjir, salah satunya Tanjung Selor Ibu Kota Kalimantan Utara (Kaltara).

“Ini tetap kita lakukan di hari-hari biasa. Rata-rata per hari kita turunkan delapan personel secara bergantian,” sebutnya. Intinya, personel BPBD akan tetap waspada untuk mengantisipasi adanya banjir susulan akibat luapan dari Sungai Sajau.

Sementara di tempat berbeda, Kepala Desa Wonomulyo, Muhamad Abadi menjelaskan, banjir yang merendam desanya merupakan kejadian tiap tahun. Bahkan, terkadang terjadi dua hingga tiga kali dalam setahun.

Kondisi ini setidaknya membuat para petani di Desa Wonomulyo merugi. Bagaimana tidak, hasil pertanian sayuran dan buah-buahan dengan luas 2 haktare (ha) yang hasilnya untuk menopang perekonomian warga Desa Wonomulyo harus merasakan gagal panen.

“Membuat petani harus menanggung kerugian. Bahkan, bangkrut. Apalagi masyarakat banyak memiliki kredit di salah satu bank. Saya harus ajukan penangguhan angsuran karena ada kerugian akibat banjir,” jelasnya.

Ditanya terkait tindakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan terkait banjir yang terjadi. Ia merasa lelah untuk melaporkan kejadian yang menimpa desanya. Sebab, ketika kejadian banjir dilaporkan ke pemerintah, jawaban yang didapatkan tidak ada anggaran untuk pananganan musibah banjir.

“Selama ini ketika dilaporkan dialihkan ke pertanian, tidak ada anggaran kemudian ke Dinsos juga tidak ada. Saya sudah capek. Katanya, banjir yang terjadi melalui dinas terkait dapat memberi bantuan, jika ada ajukan usulan anggaran untuk musibah,” jelasnya. (iwk/akz/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X