Konversikan Sampah Menjadi Emas

- Selasa, 14 Mei 2019 | 10:22 WIB

Setiap masyarakat setiap harinya nyaris menghasilkan sampah, salah satunya sampah plastik yang sulit terurai. Inovasi dengan mengkonversi sampah menjadi emas dianggap menjadi solusi sampah plastik ini.

RACHMAD RHOMADHANI

MENDENGAR sampah dikonversi menjadi emas, mungkin sebagian masyarakat di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menilai hal itu sangatlah tidak mungkin.

Ya, mengingat sampah merupakan sisa dari barang-barang yang tak dipakai lagi atau memiliki fungsi sebagaimana mestinya. Oleh karenanya, terkadang seseorang terbiasa membuangnya begitu saja.

Apalagi, sampah itu bekas dari minuman air mineral ataupun jeriken pasca mengganti oli kendaraan. Sering ditemui di lapangan sampah–sampah tersebut berserakan begitu saja.

Padahal, dampak dari sampah yang terbuat dari bahan plastik itu sangatlah besar bagi lingkungan. Pasalnya, untuk proses penguraiannya sendiri sampai membutuhkan waktu hingga ribuan tahun.

Dan mengaca dari dampaknya itu, ditambah dengan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap peduli lingkungan dari sampah plastik. Pemerintah pusat melalui program yang digaungkan secara nasional mulai melakukan inovasi. Yakni sampah dikonversi menjadi emas. Lalu bagaimana sistemnya? Tentu pertanyaan itu yang kali pertama muncul di benak masyarakat.

Penulis dalam hal ini berkesempatan untuk berbincang secara langsung terhadap pengurus Bank Sampah yang kali pertama ada di provinsi termuda ini dengan menerapkan sampah dikonversi menjadi emas.

Dalam perbincangannya sendiri, Sumarsana menjelaskan mengenai sampah dikoversi menjadi emas, pertama yaitu masyarakat yang ingin menjual sampahnya terlebih dahulu harus terdaftar sebagai anggota di Bank Sampah.

Sebab, dengan menjadi anggota di Bank Sampah. Maka, masyarakat itu resmi terdaftar lantaran memiliki buku tabungan khusus yang di dalamnya ada tertera nilai konversi per perjualan sampahnya. “Jadi, ada buku tabungan yang wajib dimiliki setiap anggota. Mengapa? Karena ini sebagai bentuk resmi keanggotaan dan transparansi setiap transaksi yang di dalamnya langsung tertera berapa gram emas yang diperoleh setiap penjualannya,” ungkapnya saat ditemui di Bank Sampah yang ada di Jalan Rambutan, Tanjung Selor, Senin (13/5).

Meski, lanjutnya, dalam sistem di Bank Sampah sifatnya tak memaksa. Jika memang masyarakat tak ingin menjadi anggota dan meminta dalam bentuk rupiah atau tunai. Maka, di Bank Sampah siap untuk melakukan pembayaran secara langsung.

“Ya, tapi bedanya jika dibayar secara langsung dari sampah yang dijualnya. Maka, sampah dari masyarakat itu tak dapat dikonversi menjadi emas,” ujarnya.

Adapun, dijelaskannya juga, terkait harga jual dari sampah plastik. Di mana masing-masing memiliki kriteria yang berbeda. Untuk sampah plastik dari botol air mineral per kilogram (kg) bisa dihargai Rp 1.800 jika bersih. Dan jika kotor dan perlu untuk dibersihkan oleh pengelola, maka harga per kg bisa setengahnya atau Rp 900. “Tapi, harga itu sama untuk sampah dari botol sampo ataupun ceret plastik bekas,” ucapnya.

Sedangkan, untuk sampah dari botol oli dan body plastik mesin cuci, nilainya bisa Rp 2.000 per kg. Dan jika kotor juga akan diambil harga dari setengahnya atau Rp 1.000. Namun, berbeda juga untuk keranjang buah harga per kg hanya Rp 1.000 dengan keadaan bersih.

“Untuk sampah plastik yang harganya cukup lumayan tinggi itu ada pada sampah bekas air mineral gelas. Yang mana, harganya bisa Rp 3.000 jika bersih. Dan jika tak potong ring harga Rp 2.000 dan kotor Rp 1.000,” rincinya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X