Tiga Desa Terendam Banjir

- Senin, 13 Mei 2019 | 12:38 WIB

TANJUNG SELOR – Tiga desa di Kecamatan Tanjung Palas Timur direndam banjir. Kemarin (12/5) petang ketinggian air sudah berada di lantai rumah warga di Desa Tanjung Agung, Wonomulyo dan Sajau.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan, Ali Fatoka menyampaikan, banjir yang tengah merendam tiga desa di Tanjung Palas Timur belum diketahui pasti penyebabnya. Sebab, dua hari terakhir informasi dari BMKG tidak terjadi hujun di hulu Sungai Pungit.

“Ini tiba-tiba kan di BMKG tidak terdeteksi terjadi hujan di mana. Tahu- tahu banjirt datang. Dan personel masih di lapangan,” BPBD Bulungan, Ali Fatoka kepada Radar Kaltara, Minggu (12/5)

Saat ini sebanyak enam orang personelnya sudah dikerahkan ke lokasi untuk memantau pergerakan air di tiga desa. Hanya saja satu desa sulit diakses, lantaran ruas jalan sudah terendam banjir dan sulit dilalui dengan kendaraan roda empat dan roda dua.

“Ada jalan yang tidak bisa dilewati. Kemungkinan mereka (personel, Red) sedang mencari perahu untuk melewati agar bisa sampai ke Desa Wonomulyo,” tambahnya.

Dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini, banjir yang merendam tiga desa tersebut dipastikan segera surut. Sebab, kondisi air pasang tidak terlalu besar sehingga menghambat air surut, serta tidak terjadi hujan. “Melihat cuaca dan air pasang cenderung kecil tidak pasang besar. Ini prediksi saya, jadi tidak terjadi peningkatan debit air di tiga desa saat ini,” jelasnya.

Penyebab terjadinya banjir yang merendam tiga desa belum dapat dipastikan. Dikarenakan, lokasi hulu sungai yang merendam tiga desa belum diketahui pasti. Hanya saja, selama ini disebut Sungai Bungit.

Dengan banjir yang terjadi, pihaknya menambahkan tidak memberikan dampak bagi Kecamatan Tanjung Selor dan beberapa daerah lainnya dikarenakan Daerah Aliran Sungai (DAS) berbeda. “Hulunya kami belum pernah tahu. Kami sebut Sungai Bungit saja. Cuma hulunya diketahui perkebunan sawit dan hutan. Cuma kami belum pernah survei ke sana. Dan jika ada informasi segera kami sampaikan lagi,” katanya mengakhiri.

Sementara Kepala Desa Wonomulyo, Muhamad Abadi menceritakan, debit air mulai naik sekira pukul 02.00 WITA. Dan kini telah merendam sebanyak tujuh RT di desanya. Menurutnya, banjir yang merendam desanya terjadi dua hingga tiga kali dalam setahun dan saat ini ketinggian air setinggi pinggang orang dewasa.

“Ada tujuh RT terendam. Jika di hulu sungai Sajua hujan, ada lima desa biasanya akan direndam banjir yakni Desa Sajau Hilir, Wonomulyo, Tanjung Agung, Pura Sajau yang akan terkena banjir terjadi setiap tahun,” jelasnya.

Saat ini belum ada warga yang dievakuasi lantaran sejak air perlahan naik, warga sudah bersiap-siap menghadapi banjir. Sebab, untuk desa Wonomulyo sendiri dalam setahun dapat merasakan banjir dua hingga tiga kali. “Masyarakat sudah langganan. Yang dipikirkan itu hasil pertanian,” imbuhnya.

Banjir kali ini membuat masyarakat merugi lantaran hasil pertanian direndam banjir. Mulai dari sayur dan buah. Ia memastikan para warganya akan gagal panen dengan luas perkebunan hingga 12 hektare. “Bukan menurun (hasil panen, Red) tapi akan bangkrut karena habis,” pungkasnya. (*/jai/akz/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X