TANJUNG SELOR – Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMA/MA, SMA/SMTK dan Paket C di provinsi termuda di Indonesia.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengakui saat ini perlu adanya suatu pembenahan terkait metode pembelajaran para guru ke siswa/siswi.
Pasalnya, melihat dari data hasil UN yang ada saat ini, rata-rata nilai setiap mata pelajaran yang diujikan ke siswa/siswi masih D. Kepala Disdikbud Kaltara, Sigit Muryono mengungkapkan, pembenahan yang akan dilakukannya itu yakni mendorong Kepala Sekolah (Kepsek) agar dapat mempersiapkan para guru mata pelajaran yang mampu mengajar siswa/siswi dari awal hingga akhir.
Artinya, tidak ada lagi istilah guru yang spesialis di kelas tertentu dalam metode pembelajaran. Melainkan, guru itu dituntut harus mampu menguasai semua jenjang dari kelas X – XII. “Kelemahan kita selama ini yaitu guru setiap tingkatan berubah. Itulah mengapa dapat dilihat dari hasil UN sejauh ini masih belum maksimal,” ungkapnya kepada Radar Kaltara saat ditemui pasca serah terima hasil ujian nasional (UN) tingkat SMA/MA, SMA/SMTK dan Paket C ke satuan pendidikan di SMK Negeri I Tanjung Selor, kemarin (8/5).
Lanjutnya, ke depan dengan adanya perubahan metode yang merupakan sebuah inovasi ini, diyakini hasil UN dapat jauh lebih baik dari yang ada saat ini. Meski, diakui tak dapat secara langsung berubah seratus persen. “Paling tidak nanti rata-ratanya itu menjadi C. Tidak D seperti saat ini,” ujar pria yang akrab disapa Sigit ini.
Ditambahkannya juga, dengan adanya inovasi seperti ini diharapkan satuan pendidikan di masing-masing kabupaten/kota di Kaltara dapat segera menyesuaikan. Sehingga kedepan tidak ada lagi alasan guru yang tak paham tentang mata pelajaran di kelas yang lebih tinggi ataupun sebaliknya. “Saya meminta guru jangan terlalu asyik dengan kebiasaannya saat ini. Tapi, bagaimana guru dapat lebih profesional dan tentunya mampu menguasai ilmu pelajaran di semua tingkatan. Itu baru guru ideal,” pungkasnya. (omg)
