TARAKAN - Kejuaraan dunia barongsai di Pontianak yang akan diikuti Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Kota Tarakan pada Juni mendatang, patut disiapkan secara matang demi meraih prestasi di kejuaraan bergengsi tersebut. Mulai kesiapan atlet hingga mendatangkan pelatih dari kiblat olahraga barongsai asal Malaysia.
Namun, lagi-lagi kendala anggaran menjadi masalah bagi pengurus. Dari awalnya memberangkatkan dua tim pada kejuaraan dunia ini, dikatakan Ferdy, Ketua Umum FOBI Tarakan, pihaknya hanya sanggup memberangkatkan satu tim yang terdiri dari 10 atlet, dikarenakan biaya keberangkatan yang cukup mahal. "Untuk keberangkatan satu orang atlet saja membutuhkan anggaran sebesar Rp 6 juta untuk ke Pontianak, belum lagi bagasi untuk peralatan," jelasnya.
Ferdy pun mengharapkan bantuan dari KONI maupun pemerintah kota dan pemerintah provinsi untuk membantu operasional timnya selama mengikuti kejuaraan ini. "Kami akan menyodorkan proposal. Ini kesempatan kita karena dipercayakan oleh PB FOBI untuk mewakili Indonesia dengan lima provinsi lainnya di Indonesia, sehingga dari pelaksanaan kejuaraan dunia ini kami mengejar prestasi," lanjutnya.
Selain anggaran keberangkatan, kondisi fisik atlet menjadi poin utama selama proses persiapan. "Yang paling ditakuti dalam olahraga barongsai memang cedera, semoga saja dalam proses persiapan berjalan dengan baik. Karena untuk mencari pengganti pemain tonggak kita tidak boleh sembarangan, harus pemain yang memiliki jam terbang yang tinggi terlebih di kejuaraan dunia," tambahnya. (puu/ash)
