BI Temukan 281 Bilyet Uang Palsu

- Jumat, 29 Maret 2019 | 11:58 WIB

JUMLAH uang palsu yang ditemukan Bank Indonesia di Kaltim pada triwulan IV 2018 mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Bank Sentral berhasil menemukan uang palsu mencapai 281 bilyet, naik dibandingkan triwulan III 2018 yang hanya 248 bilyet.

Kepala Divisi Sistem Pembayaran Pengedaran Uang Rupiah (SPPURS) Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan, temuan uang palsu didominasi uang pecahan Rp 100 ribu. Secara spasial, jumlah uang palsu yang ditemukan KPw-BI Kaltim tercatat 157 bilyet dan 124 bilyet oleh Bank Indonesia Balikpapan. Sehingga totalnya mencapai 281 bilyet.

“Temuan uang palsu di Kaltim memang meningkat, namun secara keseluruhan cukup rendah,” katanya Selasa (26/3). Dia menjelaskan, meskipun temuan uang palsu di Kaltim rendah, BI tetap terus melakukan kegiatan edukasi, terkait ciri-ciri keaslian rupiah. Melalui sosialisasi dimaksud, masyarakat semakin memahami keaslian uang dan segera melaporkan kepada BI, atau kepolisian jika menemukan uang yang diragukan keasliannya.

“Kebanyakan uang palsu beredar di kabupaten-kabupaten pedalaman Kaltim, sehingga dibutuhkan sosialisasi ke pedalaman seperti Mahulu,” tuturnya.

Selain edukasi, dibutuhkan juga pemeliharaan serta meningkatkan kualitas uang layak edar (ULE) kepada masyarakat atau clean money policy (CMP). Pihaknya melakukan kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar (UTLE) secara rutin.

Pada triwulan IV 2018, penarikan UTLE yang dilakukan tercatat minus 28,12 persen (yoy). Mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 11,49 persen (yoy). Selanjutnya, rasio penarikan UTLE terhadap inflow pada triwulan IV 2018 tercatat 27,92 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 31,75 persen (yoy).

“Lalu, dalam rangka menjamin ketersediaan ULE di masyarakat, kami terus berupaya untuk mengedarkan rupiah ke seluruh wilayah Kaltim, dalam jumlah dan pecahan yang sesuai dan kualitas uang yang layak edar. Hal itu juga untuk menekan jumlah uang palsu di masyarakat,” jelasnya.

Salah satu upaya dalam rangka perluasan keterjangkauan ULE, Bank Indonesia terus mengoptimalkan kas titipan. Di Kaltim ada empat kas titipan, di Kutai Timur, Berau, Kukar, dan Paser. Selama triwulan IV 2018, jumlah nominal dropping ULE ke seluruh kas titipan mencapai Rp 1,67 triliun, turun sedikit dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1,66 triliun.

“Sejalan dengan itu, total inflow UTLE dari kas titipan pada triwulan IV 2018 sebesar Rp 36,4 miliar, lebih rendah dibandingkan inflow UTLE pada triwulan sebelumnya sebesar Rp 58,86 miliar,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X