TARAKAN - Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Kota Tarakan pada Juni mendatang akan kembali bersaing dikejuaraan tingkat internasional. Diketahui FOBI Tarakan diundang secara resmi oleh FOBI pusat untuk mewakili Indonesia pada ajang tingkat dunia yang dilaksanakan di Pontianak tersebut.
Saat ini setiap minggunya satu tim yang akan diberangkatkan dikejuaraan dunia tersebut masih menjalani proses pemusatan latihan, dikabarkan demi memperoleh hasil yang maksimal di ajang tingkat dunia ini tim asal Kota Tarakan menggaet satu orang pelatih pengalaman dari Negeri Jiran Malaysia untuk melatih atlet Tarakan baik secara teknik maupun fisik pemain.
Ketua Umum FOBI Tarakan Ferdy mengakui dalam waktu dekat ini, satu orang pelatih asal Malaysia tersebut akan mulai melatih atletnya. "Karena pada kejuaraan dunia nanti akan dihadiri oleh 15 negara sehingga kami perlu menyiapkan strategi baru untuk mendulang prestasi. Karena yang saya lihat Malaysia sebagai salah satu lawan terberat pun pastinya akan mempersiapkan tim mereka dengan matang,”ujarnya.
Sehingga pihaknya mengambil pelatih dari Malaysia karena perlu diektahui saat ini Malaysia menjadi kiblat untuk olahraga barongsai di kancah dunia. FOBI Tarakan juga akan mencoba memasukkan beberapa gaya bahkan teknik baru untuk mendongkrak nilai kita saat pertandingan.
Disisi lain Ferdy meyakini untuk memperoleh hasil yang maksimal. Ia wajib mencari solusi dengan mencari gaya khas tim dari Kaltara, seperti yang dilakukan oleh Malaysia. "Dengan ini memang kita perlu banyak belajar dari mereka (Malaysia). Sebagai tim yang kerap ikut kejuaraan di tingkat internasional kita wajib memiliki trobosan baru,”ulasnya.
Sehingga dirinya memanggil pelatih asal Tawau ini sebenarnya untuk pemantapan teknik bahkan pematangan keapikan saat bermain. Tentunya dengan kehadiran pelatih ini dapat memberikan kita angin segar agar bisa mengimbangi beberapa negara yang hadir nantinya.
Ferdy juga berharap selama proses persiapan jelang kejuaraan dunia ini. Ada beberapa ketakutan yang Ia alami salah satunya menghindari adanya atlet yang cidera. "Yang kerap menghantui kita memang cidera. Jangan sampai ada pemain kita yang mengalaminya karena untuk mencari lapis keduanya memang agak rumit, tetapi dengan ketekunan para atelt saya rasa semoga tidak menjadi kendala,"pungkasnya.(puu/dsh)