Anak Muda Rawan Disusupi Paham Radikal

- Jumat, 3 Mei 2019 | 10:03 WIB

TANJUNG SELOR – Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) terus bergerak guna mempersempit pergerakan paham radikal di Indonesia yang rawan menyasar anak muda. Belum lagi, dengan perkembangan teknologi saat ini dan kurangnya pengawasan orang tua yang bisa menjadi ancaman.

Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat BNPT, Letkol Laut Setyo Pranowo menyampaikan, saat ini kondisi Provinsi Kaltara masih kondusif dari paham radikal dan aksi teroris. Namun, dengan situasi saat ini tentu harus waspada. Apalagi, Kaltara merupakan daerah perbatasan.

“Kita harus waspada. Kaltara kondusif tapi, jangan sampai local wisdom dimanfaatkan, ini rawan karena perlintasan. Jangan menyepelekan. Siapapun dan kapan pun bisa terjadi,” ucap Letkol Laut Setyo Pranowo kepada Radar Kaltara, Kamis (2/5).

Dijelaskan kehadiran pelaku terorisme hadir di tengah masyarakat, membaur dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kewaspadaan agar dapat mencegah paham radikal. Penindakan dengan tegas tidak hanya dilakukan, namun pola solf approach atau penanganan secara lunak juga dilaksanakan.

Dengan menyasar guru-guru agama TK/PAUD, SD sederajat sebagai langkah meningkatkan kewaspadaan dini terhadap sejumlah potensi ancaman teroris. Dengan pola pengajaran yang harmoni sehingga dihadirkan para guru untuk mendapatkan pembekalan.

“Alasannya agar tenaga pendidik tidak terpapar paham radikal dan terorisme. Jika itu terjadi, bahaya ke anak didik. Makanya kita menyasar melalui bidang agama,” jelasnya.

Masyarakat dapat melaporkan ke FKPT dan kepolisian jika orang di lingkungan tempat tinggalnya terlihat ciri-ciri orang yang terpapar paham radikal. Mulai dari intoleransi, fanatik, menghalalkan segala cara, beranggapan paling benar dan tidak mengakui pendapat orang lain. Itu bisa dikategorikan terpapar.

“Karena, dari sisi pemikiran dulu tidak langsung ke tingkah laku atau perbuatan. Apalagi, agama lain tidak diakui. Intoleran, menghalalkan segala cara agar keinginannya tercapai. Ciri-ciri seperti bentuk real di lapangan. Kalau ada seseorang yang tidak mengakui empat pilar (UUD 1945, pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI dipastikan terpapar,” tegasnya.

Sementara, Kepala Bidang Politik Dalam Negeri (Poldagri) Sadriansyah menjelaskan, wilayah Kaltara yang merupakan daerah perbatasan tentunya tidak menutup kemungkinan dapat disusupi paham radikal. Guru agama dihadirkan agar dapat menyebarluaskan bahaya radikal yang mengintai saat ini. “Kita berharap guru agama memberikan pemahaman kepada anak didik agar dapat dibentengi sehingga tidak mudah disusupi,” tegasnya. (akz/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X