“Banyak Murid Menunggu di Pelosok”

- Kamis, 2 Mei 2019 | 10:55 WIB

Meski dalam proses belajar mengajar murid di Sekolah Dasar (SD) ataupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) di pelosok tak ubahnya seperti di kota. Namun, adanya tambahan waktu belajar di luar kelas atau dikenal dengan sebutan bimbingan belajar (bimbel). Hal itu sejatinya menjadi kado terindah bagi murid – murid di pelosok. Dan itulah seperti yang sudah dilakukan oleh komunitas penduli pendidikan di pelosok ini.

RACHMAD RHOMADHANI

SEPTEMBER tahun 2016 lalu, diketahui menjadi cikal bakal dimulainya aksi peduli pendidikan pada progam Komunitas Sedekah Seribu Bulungan (KSSB).

Tak tanggung-tanggung, dalam aksi komunitas ini, yang mana sejak awal tak hanya fokus pada pendidikan yang ada di perkotaan. Melainkan, hingga di pelosok sekalipun komunitas ini tetap aktif dalam aksi kepeduliannya.

Terbukti, hingga saat ini program bimbel di pelosok setiap dua pekannya tetap berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga murid-murid di pelosok, baik SD ataupun SMP dapat secara kontinu menerima ilmu pendidikan tambahan dari komunitas ini.

Khususnya, di SD dan SMP yang ada di daerah SP 9 dan Tanjung Buyu. Yang mana, mereka mendapat pendidikan bimbel non formal setiap dua pekannya di saat pulang sekolah.

“Alhamdulillah, program bimbel di pelosok yang kami jalani dapat berjalan cukup baik sejauh ini,’’ ungkap Cherry selaku koordinator KSSB saat mengawali perbincangan kepada penulis. 

Meski sejauh ini diakui oleh KSSB metode pembelajarannya cukup berjalan baik dan lancar. Akan tetapi, mengenai bagaimana proses perjalan mereka para anggota KSSB ke pelosok. Hal itu, tentu tak ditampik akan menemui berbagai rintangan.

Kepada penulis, wanita berhijab ini mengakui itu semua. Di mana suka dukanya selama mengajar bimbel. Ia bersama rekan-rekannya yang lain terkadang harus berjibaku dahulu dengan kondisi cuaca yang tak bersahabat.

Bahkan, pernah suatu ketika saat akan ke lokasi sampai terkendala jalan yang begitu beceknya disertai licin. Namun, hal itu tetap dijalani. Ini mengingat banyaknya murid-murid yang menunggu ilmu pendidikan tambahannya.

“Banyak murid di pelosok menunggu. Cuaca memang terkadang tak bersahabat saat kami hendak ke lokasi pelosok itu. Ya, terkadang hujan yang membuat jalan becek dan licin,’’ keluhnya.

Di sisi lain, jika ditanya mengenai sukanya saat memberikan ilmu pendidikan kepada murid di pelosok. Ia menjelaskan bahwa itu jelas ada saat pertama bertemu dengan wajah-wajah murid yang begitu riangnya di sana.

Mereka, sejak awal hingga kini tetap begitu antusiasnya dalam menyambut setiap kedatangan tim relawan dari KSSB. Tak jarang, mereka datang lebih awal dalam jumlah yang begitu banyaknya.

“Jujur melihat suasana di sana, kami secara otomatis sangat bersemangat dalam mengajari mereka. Alhamdulillah, mereka dapat menerima dengan baik setiap materi yang diberikan,’’ katanya.

Lebih lanjut, untuk metode pembelajaran yang dilakukannya KSSB sendiri. Cherry mengaku bahwa metodenya tentu sangat tidak kaku. Bahkan, dapat dikatakan luwes. Mereka dapat belajar sambil bermain. Sehingga mereka tak merasa tegang saat proses belajar mengajar tambahan tengah berlangsung.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB

Abrasi Masih Mengancam Warga Sebatik

Senin, 25 Maret 2024 | 16:25 WIB
X