Ingin Tetap Dipertandingkan, Pengprov Beri Dukungan

- Jumat, 26 April 2019 | 09:47 WIB

TARAKAN - Beberapa cabang olahraga (cabor) tidak dipertandingkan pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua, salah satunya cabor squash.

Diketahui cabor ini merupakan cabor tanding pada pelaksanaan PON 2016 lalu di Jawa Barat. Di Asian Games 2018, cabor ini juga menjadi cabor yang dipertandingan. Namun sayangnya di PON 2020, squash harus dihapuskan dari daftar cabor tanding. Kabar ini pun menjadi perdebatan antar pengurus saat pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, sehingga seluruh pengurus provinsi (Pengprov) Persatuan Squash Indonesia (PSI) diminta untuk membuat surat dukungan agar squash dapat dipertandingkan di PON 2020, yang akan dilimpahkan kepada KONI Pusat dengan menyertakan surat dukungan dari masing-masing Pengprov.

Dikatakan Steve Singgih Wibowo Ketua Umum PSI Kaltara, cabor squash menjadi salah satu cabor yang akan diperjuangkan agar tetap berlaga di PON Papua. "Sebenarnya ini sangat aneh sekali, Pengprov PSI Papua itu sudah dibentuk, jadi tidak mungkin PON tidak dipertandingkan. Kan lucu. Sedangkan di PON Jawa Barat sudah cabor tanding dan bukan eksebisi. Asian Games dan SEA Games cabor squash juga jelas-jelas memperebutkan medali. Tetapi di PON Papua tidak dipertandingkan. Karena itu pengurus besar PSI tetap memperjuangkan dengan menyertakan dukungan dari masing-masing pengprov PSI di Indonesia," bebernya.

Steve Singgih melanjutkan, hasil dari tuntutan tersebut dipastikan akan segera dijabarkan dalam waktu dekat. "Saat ini sudah ada 15 provinsi yang menerbitkan dukungannya ke KONI, termasuk dari PSI Kaltara, dan akan segera diverifikasi oleh KONI Pusat, karena pastinya tiap daerah harus melakukan persiapan terutama menyangkut anggaran yang nantinya akan digunakan. Begitu juga dengan beberapa daerah yang telah melaksanakan latihan untuk persiapan, tapi kalau tidak dipertandingan jelas ini hal yang aneh menurut saya," lanjutnya.

Steve juga beranggapan jika alasan tuan rumah adalah venue tanding, bukanlah menjadi masalah karena olahraga squash hanya membutuhkan luas bidang ruangan yang kecil serta dinding kaca yang saat ini sudah dimiliki oleh pengurus besar PSI. "Masih ada banyak waktu jika tuan rumah beranggapan venue menjadi masalah yang serius. Bisa saja tuan rumah menyediakan satu bangunan untuk venue squash nantinya karena luas bidang lapangan kurang lebih 4 kali 6 meter saja. Lagi pula untuk alas kaca khusus banyak limpahan yang dimiliki oleh pusat," jelasnya. (puu/ash)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X