UNBK dan USBN Dilaksanakan Bersamaan

- Sabtu, 20 April 2019 | 10:04 WIB

TARAKAN - Sebanyak 30 sekolah menengah pertama (SMP) negeri dan swasta di Kota Tarakan yang akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), pada 22 April hingga 25 April mendatang.

Namun berbeda dari tahun sebelumnya. Pelaksanaan UNBK pada Senin (22/4) mendatang bersamaan dengan pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk tingak sekolah dasar (SD).

Dijelaskan Plt Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tarakan, Wiranto, UNBK tingkat SMP dilaksanakan selama empat hari yang terhitung mulai 22 April 2019. Sementara USBN di tingkat SD dilaksanakan selama tiga hari.

“Tidak hanya SMP tapi SD juga. Jadi SMP itu UNBK selama empat hari, dan SD itu USBN selama tiga hari,” terangnya kepada Radar Tarakan saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (18/4).

Untuk pelaksanaan UNBK diikuti 30 SMP negeri dan swasta yang ada di Tarakan. 30 sekolah tersebut pun siap melaksanaan ujian berbasis komputer, meski tujuh di antaranya harus menumpang di sekolah lain demi pelaksanaan UNBK ini. Tujuh di antaranya ini merupakan dua SMP negeri dan lima SMP swasta.

“SMP N 11 numpang di SMPN 10, dan SMP N 12 ke SMK N 2. Yang swasta ada SMP Citra Bangsa ke SMP N 8, SMP Frater Don Bosco, ada SMP Budi Utomo bersama SMP Ibnu Abbas dan SMP Plus Tahfiz Quran numpang ke SMP N 7,” bebernya.

Ketujuh sekolah ini menumpang lantaran belum memiliki sarana komputer. Dalam persiapan menjelang pelaksanaan UNBK, di masing-masing ruangan disediakan dua komputer cadangan. Sebagai bentuk antisipasi apabila dalam pelaksanaan UNBK, komputer rusak atau error.

“Kasus listrik padam yang buat kita khawatir karena tidak semua sekolah punya genset. Kita juga sudah koordinasi dan menyurati PLN, untuk membantu kelancaraan UNBK ini,” jelasnya.

Apalagi dalam satu sekolah, ada yang melaksanakan UNBK dibagi menjadi tiga sesi. Sehingga untuk meminimalisir jika ada gangguan atau menghambat pelaksanaan UNBK, terpaksa sekolah tersebut mengikuti ujian susulan.

“Kalau satu sesi mungkin masih bisa waktunya molor. Tapi kalau ada sekolah yang melaksanakan dua atau tiga sesi, mau tidak mau ujian susulan. Karena kalau tiga sesi itu selesainya jam setengah 6 sore,” katanya.

Kemudian upaya lainnya untuk meminimalisir kendala UNBK, Disdikbud pun telah mengimbau kepada pihak sekolah agar memiliki sikap inisiatif.

Dalam artian, setidaknya panitia pelaksanaan ujian dapat memantau peserta ujian. Apabila terlambat atau mengalami kendala lainnya. Setidaknya dari pihak sekolah memiliki nomor telepon orang tua atau wali murid di rumah yang bisa dihubungi.

“Paling tidak sekolah cepat tanggap terhadap anak yang terlambat atau kena musibah. Gurunya harus menyusul ke rumah murid, atau paling tidak sekolah punya nomor telepon orang tua murid di rumah,” jelasnya.

Berkaca dari pengalaman tahun lalu, terdapat satu siswa di SMP Negeri 6 Tarakan yang mengikuti ujian dalam kondisi kurang fit. Dalam hal ini, ia pun mengimbau agar sekolah berkoordinasi dengan orang tua murid, memantau aktivitas dan kesehatan anak.

“Tahun lalu ada anak sakit, jadi ujiannya tidak bergabung dengan teman-temannya di kelas tapi di ruang UKS. Tapi masih bisa ikut ujian. Berkaitan dengan belajar dan menjaga kesehatan kita ingatkan terus melalui sekolah,” lanjutnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X