Warga Kerap Terganggu Aroma Sampah

- Sabtu, 20 April 2019 | 09:53 WIB

TARAKAN - Keberadaan depo sampah yang terletak di area strategis jalan, menimbulkan keluhan warga RT 26 Kelurahan Sebengkok. Pasalnya, warga  terganggu karena aroma menyengat saat sampah mengalami keterlambatan pengangkutan.

Warga setempat Sholikin mengungkapkan, pengangkutan sampah di depo tersebut tidak rutin, akibatnya sampah sering membludak hingga tercecer sampai ke badan jalan. Alhasil masyarakat setempat menjadi terganggu karena aroma sampah yang sangat menyengat.

"Ini baru diangkut, kadang sampai 2 hari atau tunggu penuh sekali baru diambil. Masalahnya depo ini letaknya di area strategis jalan, tempat bertemunya aktivitas, jadi kalau sampahnya penuh orang-orang sangat terganggu sekali," ujarnya, kemarin (18/4).

Selain mengganggu aktivitas masyarakat, aroma sampah tersebut juga mengganggu proses belajar-mengajar pada Taman Kanak-kanak (TK) yang berada di sekitarnya. Selain itu, tidak jarang jadi penyebab muncul banyaknya lalat. Sehingga masyarakat mengkhawatirkan lalat tersebut akan membawa penyakit bagi warga sekitar.

Yasmin (30) Sseorang guru mengungkapkan, banyaknya lalat dari sampah, kerap beterbangan memasuki area sekolah. Sehingga ia menghawatirkan lalat tersebut akan menempel pada makanan dan menyebabkan muridnya sakit. "Lalatnya itu sampai ke sini apalagi kalau habis hujan, kita kan menyiapkan makanan buat murid, kadang ada saja lalat datang kalau pas makan. Takutnya kalau dia menempel di makanan anak-anak bisa diare," akunya khawatir.

Sementara itu, Budiman selaku Ketua RT setempat mengatakankan, sebenarnya warga bukanlah orang yang tidak bersyukur dengan fasilitas yang tersedia. Hanya saja keberadaan depo yang letaknya berdekatan dengan aktivitas warga, memiliki masalah tersendiri bagi kenyamanan warga sekitar. Sehingga, dengan kondisi tersebut ia kerap bingung mencari solusinya. Mengingat pada kawasan tersebut, tidak ada lahan kosong jika memang ia harus meminta melakukan pemindahan depo kepada pemerintah.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan kami fasilitas untuk menampung sampah. Hanya saja semakin hari keluhan warga semakin bertambah. Belum lagi keluhan pengendara lewat kalau sampah terlambat diangkut. Tapi walaupun begitu, kami sulit juga mencari solusinya. Makanya sampai sekarang kami belum melakukan pengajuan di Musrenbang untuk masalah ini," tuturnya.

Walau demikian, ia berharap kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) agar selalu rutin dalam melakukan pengangkutan sampah. Menurutnya, dengan begitu aroma menyengat yang mengganggu masyarakat dapat dicegah. Meski demikian, ia mengaku tetap berupaya memberikan pengertian bagi warga agar tidak terus menyalahkan letak depo tersebut.

"Harapan saya itu, untuk Dinas Lingkungan Hidup supaya rutin untuk mengambil sampah. Jangan pula, sudah penuh sampai ke jalan baru datang. Kasihan warga dan pengendara yang lewat karena aromanya. Apalagi kalau habis hujan. Karena saya pikir dengan mengangkut rutin sekali atau dua kali sehari, itu dapat mencegah aroma menyengat yang menganggu aktivitas," tuntasnya. (*/zac/fly)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X