Antusias embah-embah di panti jompo, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Panti Terpadu Harapan Kita, terletak di Jalan Senarai III, Juata Permai, Tarakan Utara tak kalah semangatnya. Enam orang embah yang berkesempatan mencoblos, tapi hanya dua yang dapat menunjukkan tinta biru di jari kelingkingnya.
LISAWAN YOSEPH LOBO
KEMARIN 17April 2019, seluruh masyarakat Indonesia merayakan pesta demokrasi terbesar di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS). Tak terkecuali, embah di panti jompo.
Antusias mengikuti Pemilu 2019 ini. Mereka ingin berkontribusi untuk negara melalui hak pilihnya.
Sudah membayangkan melakukan pencoblosan surat suara yang dibagikan oleh petugas kelompok penyelanggara pemungutan suara (KPPS). Sejak pagi gelisah menunggu siang menghampiri. Konon embah-embah ini diberi tahu petugas KPPS akan datang sekitar pukul 12.30 WITA di panti.
Jarum jam menunjukkan tepat pukul 12.00 WITA, seorang embah yang bernama Rahmad Sujarwo keluar dari kamarnya.
“Belum datangkah? Kalau sudah lewat jam 1, mungkin tidak jadi mencoblos,” tanyanya dengan nada pasrah.
Yang dikhawatirkannya pun terjadi. Pukul 13.10 WITA, petugas panti jompo mendapatkan telepon dari panitia KPPS. Bahwa, empat embah ini tidak dapat mencoblos karena surat suara yang kurang. Alhasil mereka tak bisa menggunakan hak pilihnya di pesta demokrasi tahun ini.
Embah Rahmad Sujarwo mengaku selalu antusias mengikuti pemilu yang diadakan setiap lima tahun sekali ini. Namun apa daya, embah yang mengidolakan Joko Widodo ini terpaksa melayangkan satu suara.
“Kalau favorit saya, Pak Jokowi. Mau pilih Jokowi lagi, supaya 10 tahun menjabat. Tapi tidak bisa mencoblos, tidak apa-apa karena ada kendala,” katanya dengan nada pelan.
Di balik ia mengikhlaskan keadaan, dukungannya pun tak hilang begitu saja. Ia tetap mendoakan, agar idolanya ini dapat memimpin Indonesia periode 2019-2024 lagi. Juga berharap, lima tahun mendatang diberi kesempatan dapat menyalurkan hak pilihnya.
“Kita berdoa saja semoga Pak Jokowi naik (memimpin) lagi. Kami harap, lima tahun akan datang bisa mencoblos. Dulu (2014), kami mencoblos. Yang dulu lawannya sama Pak Prabowo juga kan? Kami coblos Pak Jokowi juga,” kenangnya.
Konon ia mengidolakan Joko Widodo lantaran dari gaya bahasanya yang lembut. Maklum, embah berusia 69 tahun ini selalu mengikuti pemberitaan melalui televisi (TV).