Sejak pukul 06.30 WITA, puluhan siswa Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kabupeten Bulungan mulai memenuhi Lapangan Agatis, Tanjung Selor.
PIJAI PASARIJA
SABTU (13/4) pagi, cuaca di Bumi Tenguyun sempat mendung. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat siswa dalam mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh panitia.
Sebelum apel dimulai, para orang tua dan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang hadir dalam acara itu dihibur oleh performa marching band dari TK Pembina. Terlihat di atas tribun utama seluruh OPD sangat terhibur dengan adanya performa itu.
Melihat kepiawaian siswa TK dalam memainkan alat musik itu, seluruh orang tua dan warga yang hadir mulai mengerumuni performa marching band itu untuk diabadikan melalui ponsel pribadi.
Setelah menampilkan performa marching band, seluruh siswa TK dan Paud melaksanakan apel. Saat itu salah seorang siswa TK ditunjuk menjadi komandan upacara. Dengan wajah yang grogi siswa itu memberikan laporan upacara kepada inspektur upacara (irup), Hj. Titien Iriany.
Usai apel itu, seluruh siswa bermain bersama teman-temanya, tiba-tiba saja terjadi bencana banjir menerjang seluruh siswa, kepanikan guru dan orang tua siswa pun pecah. Bahkan dalam simulasi yang bekerja sama dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana) itu salah satu siswa belum dapat dievakuasi. Mengetahui hal itu para guru bersama Tagana berusaha mencari siswa yang belum ditemukan itu. Di kejauhan, terlihat salah seorang siswa yang termenung karena merasa ketakutan.
Saat akan dievakuasi, siswa itu tidak mau, namun berkat kesabaran dari tim Tagana siswa itu pun mau dibawa ke posko. Seluruh orang tua pun berkumpul untuk mencari buah hatinya. Namun berkat kerja sama yang baik seluruh siswa berhasil dievakuasi.
Bunda PAUD Bulungan, Hj. Titien Iriany mengatakan, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana ini penting ditanamkan kepada anak usia dini, agar memiliki dasar ketika terjadi bencana. “Jadi simulasi ini memang sengaja kita buat, agar siswa TK dan PAUD selalu siaga dalam menghadapi bencana,” bebernya.
Dalam menghadapi bencana perlu dilakukan berbagai peran dan tanggung jawab dalam peningkatan kesiapsiagaan di semua tingkatan baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Titien mengingatkan, dengan banyaknya potensi bencana yang terjadi di Indonesia maka pendidikan siaga bencana penting dilakukan sejak dini. Termasuk kepada para guru PAUD agar dapat disampaikan kepada anak melalui kegiatan main sesuai prinsip pembelajaran di PAUD.
Sementara itu, Wakil Bupati Bulungan, Ingkong Ala mengungkapkan, nilai-nilai etika, kejujuran, kedisiplinan, kerja keras serta optimisme perlu ditanamkan sedini mungkin kepada anak usia dini. “Kalau sejak dini sudah disiplin, saya yakin ketika tumbuh dewasa anak itu akan terus disiplin,” sebutnya.
Perubahan dunia sekarang ini terjadi begitu cepat, di mana teknologi telah memengaruhi cara hidup, bekerja dan belajar. Oleh karena itu, salah satu dukungan yang perlu diberikan pada anak-anak adalah memastikan bahwa apa yang mereka pelajari saat ini adalah apa yang menjadi kebutuhan untuk menjawab tantangan yang akan datang.
Anak-anak Indonesia, khususnya anak-anak di Kabupaten Bulungan diharapkan dapat menumbuhkan karakter moral maupun karakter kinerja secara seimbang yang akan menjadi pemandunya dalam menghadapi lingkungan.
“Nilai-nilai etika, mulai dari etika berbicara, menghormati guru, menghormati orang tua, serta menghormati seniornya yang merupakan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia,” ucapnya.
Peringatan HUT ke-69 IGTKI di Kabupaten Bulungan hendaknya menjadi momen untuk mengevaluasi serta melahirkan inovasi atau terobosan-terobosan, dalam memberikan pendidikan berupa pengetahuan maupun permainan dalam meningkatkan kreatifitas anak didik di usia TK maupun PAUD.
