Capai Rp 45 Ribu, Harga Ayam Diprotes

- Rabu, 10 April 2019 | 10:46 WIB

TARAKAN- Menjelang Ramadan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) menjamin ketersediaan daging ayam di seluruh wilayah dengan harga pas yang sesuai dengan kantong masyarakat.

Kepada Radar Tarakan, Kepala Disperindagkop-UKM Kaltara Hartono mengatakan bahwa harga daging ayam di Tarakan masih di bawah Rp 45 ribu, sedang Bulungan sedikit lebih murah.

“Bulungan sama Tarakan bedanya Rp 2 ribu saja sih, itu karena pengangkutan ayamnya antar pulau,” bebernya.

Nah, karena ketersediaan ayam potong di Kaltara selalu didistribusikan dengan menggunakan kapal Pelni dari luar daerah, sehingga Hartono mengungkapkan bahwa ayam potong saat ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan kawasan Nunukan memiliki stok ayam potong berlebih.

Di 2018 lalu, Hartono mengungkapkan bahwa ketersediaan ayam langka dikarenakan adanya hama penyakit. Ayam mati sebelum panen hingga menyebabkan harganya melonjak naik.

Namun saat ini ketersediaan ayam potong dijamin pihaknya aman dengan harga stabil dan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. Oleh sebab itu, Hartono meminta kepada setiap distributor untuk menjual daging ayam potong Rp 45 ribu per kilogramnya sehingga tidak membebankan konsumen.

“Kami akan turun ke lapangan untuk mengawasi, setiap menjelang hari-hari besar kami pasti akan turun ke lapangan untuk mengecek harga daging ayam potong dan sembako,” pungkasnya.

Sementara itu, salah satu konsumen ayam potong Kota Tarakan, Ona Triatno (26) mengatakan bahwa harga ayam saat ini mencapai Rp 40 ribu per kilogram.

Disinggung terkait rencana penetapan harga daging ayam potong pada bulan Ramadan nanti yang akan mencapai harga Rp 45 ribu per kilogram, menurut Ona masih terbilang tinggi. Sebab, keperluan daging ayam potong selama bulan Ramadan biasanya lebih banyak dibanding hari biasa.

“Kalau bisa harga ayam potong jangan Rp 45 ribu lah, karena sekarang saja harga ayam potong Rp 40 ribu per kilogramnya. Ya, kalau bisa turun jadi Rp 38 atau 37 ribu per kilogram. Turun seribu rupiah saja, emak-emak sudah pada senang loh,” katanya.

“Kadang bosan makan ikan, larinya ke ayam. Dalam satu minggu saja, kami biasa makan ayam satu atau dua kali,” tutupnya.

Eva Marwah (29) masih menjangkau penjualan daging ayam potong Rp 38 ribu per kilogramnya. “Kami makan ayam itu satu kali seminggu, itu pun pas awal puasa karena sekali beli paling sekilo untuk dikonsumsi 3 orang,” bebernya.

Menurut Eva, pemerintah harus bijak dalam menerapkan harga jelang Ramadan maupun Idulfitri nanti, sebab jika salah satunya tidak seimbang maka akan merugikan peternak atau konsumen.

“Kalau murah juga kasihan peternak karena kami juga punya pengeluaran banyak, karena ada potongan agen pemasok bibit ayam. Dampak buruknya kalau ayam murah ya peternak ayam, kalau mahal ya dampaknya ke konsumen,” jelasnya.

“Seharusnya ada keseimbangan antara konsumen dan peternak ayam. Kalau bias Rp 40 atau 39 per kilogramnya. Tapi itu kembali lagi keputusan pemerintah bagaimana baiknya,” jelasnya. (shy/lim)

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X