PROKAL.CO,
TANJUNG SELOR – Puluhan buruh perusahaan perkebunan kelapa PT Bulungan Citra Agro Persada (BCAP) yang tergabung dalam Federasi Buruh Indonesia (FBI) Kalimantan Utara (Kaltara), kembali menggelar aksi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulungan.
Aksi buruh itu dilatar belakangi permasalahan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang diterima para buruh selama ini belum sesuai dengan UMK Bulungan Rp 2,8 juta. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DWP) FBI Kaltara, Haposan Situmorang menjelaskan, akar permasalahan sebenarnya terjadi pada perusahaan. Pihak perusahaan melakukan pemotongan harga secara spontan. Dan ketika melakukan pemotongan secara spontan itu tidak ada namanya perundingan secara berkelanjutan. “Pihak perusahaan juga tidak mau duduk bersama,” kata Haposan usai menyampaikan aspirasi, Senin (8/4).
Setelah melalui proses perundingan dengan pihak perusahaan yang difasilitasi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bulungan, tak juga menemukan titik temu. “Karena tidak juga ada titik temu, hari ini (kemarin, Red) kami menyuarakan kepada dewan (DPRD, Red) agar aspirasi kami diterima,” ujarnya.
Dalam hal ini, buruh tidak meminta kepada DPRD untuk memutuskan akar permasalahan, yang diharapkan hanya mendengarkan aspirasi buruh saja. “Jadi kami datang ini hanya untuk meminta kepada dewan (DPRD) untuk mendengarkan seluruh aspirasi buruh,” ucapnya.
Pemborongan yang dilakukan pihak perusahaan, sambung Haposan, terbagi mejadi dua, pemanen dan perawatan. Untuk perawatan, satu hektare (ha) hanya diupah Rp 40 ribu per harian kerja (HK). Seharusnya jika sesuai UMK, pekerja akan mendapatkan upah sebesar Rp 114 ribu per HK. “Tapi hitungan borongan itu tidak sesuai dengan kebutuhan hidup yang ada di dalam perusahaan,” jelasnya.
Sementara untuk pemanen, tidak ada namanya hitungan tonase berapa ton dalam sebulan yang didapatkan pemanen. “Ketika penggajian, pekerja dapatnya hanya sekian dan slip gaji yang diterima tertulis dalam bahasa Inggris, tapi informasi ini sempat terjadi kebocoran, adanya kebocoran itu pihak perusahaan langsung mengubah bentuk tulisan itu,” bebernya.