Menjaga Kedaulatan dengan Rehabilitasi Mangrove Pesisir

- Selasa, 9 April 2019 | 10:51 WIB

Sukses menjadi seorang pengusaha tak lantas membuatnya berpuas hati, dirinya masih ingin terus memberi manfaat untuk orang banyak. Dia adalah Andre Pratama (41). Ayah dari tiga orang putri ini ingin mewakafkan dirinya membantu masyarakat khususnya di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, dengan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Kontribusi Andre nyata untuk masyarakat.

 

MEGA RETNO WULANDARI

 

ANDRE Pratama juga konsentrasi dalam pelestarian mangrove di kawasan pesisir Pulau Sebatik. Sebab, dirinya merasa bertanggung jawab akan daratan teritorial Pulau Sebatik.

“Saya juga fokus pada pembibitan mangrove untuk merehabilitasi abrasi pantai, karena ini adalah harga mati, kita harus rehabilitasi pantai, karena  sekarang sudah empat meter kurang dari posisi awal. Makanya kita sudah fokuskan pembibitan mangrove di Sei Nyamuk,” kata Andre kepada Radar Tarakan, Maret lalu.

Saat ini Andre terjun dalam dunia politik, mecalonkan diri sebagai anggota legislatif. Keputusan ini pun diambilnya setelah berpikir panjang, tentu bukan hal lain. Dirinya ingin terus mengabdikan diri ke masyarakat Sebatik, dan Nunukan lebih luasnya.

Menurut Andre, instansi yang membidang kehutanan perlu merespons. Menyikapi abrasi pesisir pantai Sebatik. “Luasnya itu kan sudah diukur. Studinya, hampir 200-an hektare. Ke depan, kita bisa meminta perusahaan-perusahaan yang ada. Ambil bagian dari CSR. Sementara kegiatan pembibitan, segala sesuatu harus ada yang menggerakkan. Untuk membibit, lantas menanam,” urainya.

Bahkan, kegiatan Andre melakukan pembibitan telah berkolaborasi dengan TNI AD yang ditugaskan di Sebatik. Membantu dalam hal penanaman.

“Abrasi di Sebatik ini semakin parah. Memang kita perlu membekali diri dengan pemahaman mana bibit mangrove yang cocok. Kita juga perlu break water. Ini harus ada sinergi, mempercepat proses, atau badan penanggulangan bencana. Tentu ini harus juga harus digenjot kementerian terkait,” ulasnya.

Beberapa kawasan yang terdampak abrasi, Sungai Pancang, Sungai Nyamuk, Tanjung Aru, Bukit Aru sampai Tanjung Karang. Bahkan beberapa rumah warga nyaris runtuh tergerus air. “Tambang ilegal juga mengancam. Beda kalau di Batam, orang ambil pasir dari tengah laut, disedot. Ini harus kita selamatkan pulau ini,” jelasnya.

Menurut Andre, ada beberapa jenis mangrove yang cocok ditanam di pesisir Sebatik. Dengan tetap memperhatikan tipikal perairannya. “Ada yang cocok berlumpur, ada juga yang berpasir. Negara kita ini kan ada perbatasan. Kalau lama-lama tergerus wilayah daratan itu, bagaimana? Segala upaya dilakukan, harga mati, supaya enggak abrasi. Kalau tidak ada daratan, apa mau dijaga?” tukasnya. (***/bersambung/lim)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X