Dipengaruhi Pemilu, Ekonomi Lesu

- Jumat, 5 April 2019 | 15:13 WIB

TANJUNG SELOR – Sejak awal 2019, pergerakan ekonomi Kalimantan Utara (Kaltara) sedang lesu. Itu tampak pada neraca perdagangan di provinsi termuda Indonesia ini yang sejak Januari lalu masih minus atau negatif.

Salah satu penyebab pergerakan ekonomi yang lesu ini adalah faktor politik dalam negeri atau pemilihan umum (pemilu) 2019 yang saat ini sedang berproses untuk pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) secara serentak di seluruh Indonesia. 

Menyikapi hal itu, Gubernur Kaltara, Dr. H. Irianto Lambrie mengatakan, di masa seperti ini para pelaku bisnis tidak berani ekspansi. Melainkan hanya menunggu hasil atau apa yang terjadi setelah pemilu yang akan diselenggarakan pada 17 April mendatang. Utamanya hasil pilpres. 

“Tapi, saya optimistis neraca perdagangan kita akan naik setelah pilpres nanti. Tapi, hal yang terpenting adalah kita harus tetap mengutamakan keamanan negara kita pada pesta demokrasi nanti,” ujar Irianto kepada Radar Kaltara saat ditemui belum lama ini.

Selain itu, beberapa hal lain juga menjadi penyebab minimnya tingkat perdagangan di Kaltara, di antaranya karena barang yang beredar di pasaran banyak yang didatangkan dari luar daerah (impor). Sementara yang dijual ke luar atau ekspor tidak ada.

“Tapi ini bukan berarti jelek, cuma tidak mendorong ekonomi kita untuk bisa bergerak lebih baik. Kebanyakan kita bahan pokok dan lainnya, itu impor dari luar,” bebernya.

Tak hanya itu, hal lain yang juga menjadi persoalan dalam hal ini mengenai turunnya produksi batu bara di provinsi yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2012 yang disebabkan oleh kuota yang diturunkan. Termasuk juga pasar dunia yang saat ini sedang lesau. “Misalnya CPO (Crude Palm Oil), itu juga menjadi salah satu yang menurunkan neraca perekonomian Indonesia. Tapi saya yakin bahwa akhir semester pertama tahun ini, sekitar Juni sampai Juli, insyaallah neraca perdagangan kita (Kaltara) akan naik lagi,” tegas Irianto.

Untuk kondisi ekonomi yang melemah ini, Irianto mengatakan hal ini tidak hanya terjadi di Kaltara, tapi juga di daerah lain di Indonesia akibat dari melemahnya ekonomi dunia. Disinggung mengenai ekspor di pelabuhan, Irianto mengatakan di Indonesia ini pelabuhan yang bisa langsung ekspor, ditentukan. Baik oleh konektivitas nasional maupun internasional. Jadi tidak semua pelabuhan bisa ekspor.

“Kalaupun pemerintah kita menetapkan sudah bisa ekspor, tapi kalau negara lain menetapkan belum, maka tetap tidak boleh masuk,” sebutnya.

Oleh karena itu, untuk pelabuhan di Kaltara, nanti akan ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Laut untuk dimasukkan dalam lintas pelayaran internasional. Dengan begitu, Kaltara bisa menjadi salah satu jalur ekspor melalui pelabuhan di Kalimantan. (iwk/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X