Fasilitas Taman Banyak Rusak, Kebersihan Terbengkalai

- Senin, 1 April 2019 | 10:50 WIB

TARAKAN - Banyaknya fasilitas yang rusak di Taman Berkampung menimbulkan pertanyaan besar terhadap pelaku yang melakukan pengrusakan di taman tersebut. Selain itu, Taman Berkampung juga tak jarang dipenuhi sampah hingga berhari-hari setelah adanya kegiatan acara.

Menanggapi hal tersebut, kepala bidang (Kabid) pertamanan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Broto Subagyo menerangkan, jika kotornya taman dan banyaknya fasilitas yang rusak disebabkan karena sering berlangsungnya acara kegiatan apa saja pada lokasi tersebut. Namun setelah kegiatan tersebut berakhir tidak ada tanggung jawab yang dilakukan panitia terhadap dampak dari kegiatannya.

"Taman Berkampung itu memang dibuat untuk masyarakat tapi setelah kegiatan dilaksanakan di sana, maaf saja sebagian besar panitia penyelenggara tidak bertanggung jawab terhadap fasilitas dan kebersihannya. Makanya kalau banyak fasilitas yang rusak dan terlihat jarang bersih itu terjadi karena tidak adanya komitmen dari penyelenggara," bebernya kemarin (31/3).

Ia memahami, meski sebagian besar Event Organizer (EO) terfokus pada komersil namun menurutnya EO juga wajib memberikan perawatan kepada fasilitas terkhusus adanya fasilitas yang mengalami kerusakan usai digunakan pada sebuah acara.

"Kadang-kadang tanggung jawabnya itu tidak sesuai dengan perjanjian sebelum kegiatan dilakukan. Memang tidak semua EO begitu, ada juga EO yang bertanggung jawab. Tapi kebanyakan EO di sini begitu," ucapnya.

Ia menerangkan, sebenarnya pihaknya cukup mengantisipasi adanya potensi kegiatan vandalisme dan pembuangan sampah di sembarang tempat pada proses berlangsungnya acara. Sehingga pihaknya memberikan persyaratan kepada EO untuk memiliki seksi kebersihan dan keamanan fasilitas. Meski demikian, menurutnya para EO sebagian besar tidak mempersiapkan seksi tersebut.

"Pada saat akan menggunakan, saat izin bukan main komitmennya. Semua aturan di sanggupi. Tapi begitu acara selesai lokasi ditinggal saja. Sebetulnya kami paham juga. Cuma kadang-kadang setelah acara mereka susah dihubungi. Begitu ada yang rusak langsung lepas tanggung jawab. Terus terang saja saya mengatakan seperti ini karena inilah faktanya," ujarnya.

Dengan kondisi taman yang terkesan terbengkalai, ia mengaku kerap menerima pertanyaan terhadap upaya yang dilakukan pihaknya oleh berbagai kalangan. Selama ini, ia merasa tidaklah etis menyalahkan suatu kelompok karena kondisi Taman Berkampung seperti itu. Hanya saja, hingga saat ini sebagian besar EO masih menunjukan kebiasaan tersebut, sehingga membuat pihaknya harus mengungkapkan penyebab sebenarnya.

"Saya juga sering mendapatkan pertanyaan ini baik dari media maupun masyarakat dengan tanggung jawab sampah dan kerusakan fasilitas di Taman Berkampung. Terutama dari kebersihan saja lah walaupun memang kadang sebelum ada kegiatan sudah banyak fasilitas yang rusak. Minimal mereka dan timnya bersihkan lah. Jangan mau ambil keuntungan saja tapi tidak mau bertanggung jawab dampaknya,” ujarnya.

“Petugas kami ditugaskan hanya untuk membersihkan sampah pengunjung hari biasa bukan membersihkan sampah kegiatan acara," lanjutnya.

Menurutnya jika EO tidak dapat menyanggupi persyaratan mengelar acara, para EO tidak menggunakan Taman Berkampung dan mencari lokasi lain dilangsungkannya acara. Hal itu dimaksudkan agar fasilitas dan estetika lingkung Taman Berkampung tetap terjaga. Walau begitu menurutnya, beberapa EO tidak memperhatikan hal tersebut.

"Belum lagi masalah sampah, memang ada juga yang habis kegiatan kumpulkan sampahnya tapi hanya di kumpul menumpuk begitu saja. Minimal mereka menyewa mobil untuk mengangkut sampah itu padahal kan perjanjiannya mereka harus membersihkan taman sampai kembali sedia kala seperti sebelum dilaksanakannya acara. Tapi setelah buat gitu yah sudah nomornya tidak bisa dihubungi," bebernya. (*/zac/udn)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X