Narkoba Ancaman Terbesar di Perbatasan

- Kamis, 21 Maret 2019 | 10:41 WIB

NUNUKAN – Sebagai wilayah perbatasan, Kabupaten Nunukan menjadi salah satu jalur merah perlintasan narkotika dan obat berbahaya (Narkoba) yang masuk ke Indonesia. Sudah banyak barang bukti yang ditemukan. Para kurir terus berupaya agar barang haram tersebut dapat diloloskan. Berbagai cara dan modus dilalukan.

Karena sudah menjadi jalur merah, peredaran narkoba di perbatasan Kabupaten Nunukan juga menjadi atensi Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian maupun Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahtjanto. Asisten Intelijen (Asintel) Gugus Tempur Laut Armada (Guspurla Koarmada) II, Kolonel Laut (P) Jatiar Sinaga membenarkan hal itu. Ia mengatakan, sudah banyak ancaman yang masuk di Indonesia. Salah satu ancaman terbesar peredaran narkoba. Sebab, kata dia, narkoba ini akan berimbas kepada masyarakat.

“Penanganan narkoba ini memang sangat berat. Sangat sulit terus mengawasinya. Tapi hal ini mudah dilakukan jika semuanya peduli. Karena, kita semuanya punya peran dan fungsi masing-masing,” kata Sinaga, sapaan akrabnya saat berdiskusi dengan sejumlah wartawan di Mako Lanal Nunukan, Rabu (20/3).

Dikatakan, sudah beberapa kali pihaknya melakukan pengagalan di laut. Seperti kasus penangkapan sabu seberat 8 kilogram (kg). Kemudian kasus yang sama dengan barang bukti 6 kg sabu yang diselundupkan menggunakan LPG ukuran 14 kg milik Malaysia. Menurutnya, para pelaku penyelundupan narkoba tidak bisa dianggap remeh. Sebab, para bandar dan kurir ini setingkat lebih cerdik dari petugas dalam melakukan aksinya. “Mereka sering berganti modus. Kalau modus yang pertama ketahuan maka ganti lagi modus baru. Lalu, terus berusaha agar dapat menyuplai kebutuhan pasar yang begitu besar di Inonesia ini,” ujarnya.

Sinaga mencontohkan, dari pengembangan kasus penangkapan narkoba jenis sabu seberat 6 kg yang menggunakan modus LPG 14 Kg itu, lanjutnya, para kurir sebelumnya telah menyelundupkan narkoba dengan beberapa modus lain. Dan akhirnya, modus penggunaan LPG buatan Malaysia itu berhasil diungkap. “Setiap tiga bulan mereka ganti modus. Pertama mereka gunakan kapal ikan. Kemudian diganti kapal kepiting yang disimpan di bawahnya. Dan terkahir tabung gas. Ini sungguh sulit, siapa yang tahu kalau ada sabu dalam tabung LPG itu. Makanya sangat diperlukan bantuan dari masyarakat dan siapa saja yang mengetahuinya,” ungkapnya.

Untuk itu, katanya, tingginya upaya bandar narkoba ini memanfaatkan jalur perbatasan membuat dirinya tertantang untuk mengungkapnya. Bahkan, beberapa waktu lalu, dirinya telah menyusuri peraiaran Kaltara. Lalu, memetakan dan sudah mendekteksi hal ini  lebiha awal. “Narkoba ini mati satu tumbuh seribu. Satu ditangkap banyak lagi yang ditangkap. Sudah banyak mereka yang masuk di perbatasan. Sangat mengerikan,” tuturnya.

Kendati demikian, Sinaga mengaku akan terus memantau perairan di Kaltara. Sebab, jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka kehidupan masyarakat di Indonesia akan seperti zombie. Nanti ditembak baru tewas. Ini bukan menakut-nakuti. Tapi inilah kenyataan. “Apalagi adanya narkoba bentuk permen. Dan ini sudah kita sampaikan di setiap sekolah-sekolah agar tetap waspada dan mengawasi dengan teliti,” ungkapnya.

Sinaga mengaku, tingginya keuntung dari bisnis haram ini membuat banyak masyarakat yang ingin mengubah nasibnya secara spontan dengan melakukan bisnis haram tersebut. mengiurkan membuat banyak pelaku ingin melakukan bisnis haram itu. Sebenarnya, di Indonesia hanya dijadikan perantara untuk disampaikan ke negara luar seperti Australia. Namun, karena di Indonesia narkoba tinggi permintaan sehingga menjadi pasar tersendiri. “Sabu ini kan melewati Tawau, Malaysia. Lalu singgah di Nunukan. Meski terlihat sepele tapi dampaknya sungguh luar biasa,” pungkasnya. (oya/udn)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X