Gas PGN Normal, Kok Listrik PLN Ngga Nyala-Nyala...

- Selasa, 19 Maret 2019 | 11:40 WIB

TARAKAN - PT Medco EP menjamin pekerja yang menjadi korban dalam insiden kebakaran di Stasiun Pengumpul Utama Gas G-8 pada Minggu (17/3). Boy (40), korban lain yang sempat ditangani di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan akhirnya dibawa ke Jakarta untuk mendapat perawatan intensif.

Head Public Affairs and Security (PASEC) & Humas dan Security (HSE) PT Medco E&P TarakanZaidTalib mengatakan tindakan itu ditempuh atas rekomendasi dokter yang menangani. “Dari rekomendasi bedah yang menangani di RSUD, setelah dioperasi melewati masa kritis di ICU, direkomendasikan dibawa ke Jakarta,” terang Zaid Talib kepada Radar Tarakan, Senin (18/3).

Manager Operasi PT Medco EP Blok Tarakan Erry Setiawan mengatakan pihaknya menunaikan hak-hak korban. “Kami telah memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan dan juga akan terus memberikan bantuan dan hak keluarga korban sesuai dengan aturan ketenagakerjaan,” ungkapnya.

Mengenai korban yang selamat, ia menerangkan jika saat ini korban masih menjalani perawatan di rumah sakit. Walau begitu pihaknya terus mengikuti perkembangan kesehatan korban.

“Dari informasi luka bakar korban (Boy) mencapai 50 persen. Tapi saat kejadian masih bisa berkomunikasi. Tentunya kami sangat menyesalkan dengan adanya kejadian ini, karena kejadian memang musibah yang tidak diinginkan. Tapi kami menyakinkan bahwa penanganan korban kami laksanakan baik dari materi maupun dukungan moril kepada keluarga,” ujarnya.

 

 

 

 

 

 

Diberitakan sebelumnya, Sudarman dan Boy berada di sekitar vacuum truck yang tengah bekerja mengisap kondensat hasil akumulasi kegiatan pigging, sekira pukul 07.00 WITA, Minggu (17/3). Kondensat dari kegiatan pigging atau pembersihan pipa gas milik PT Medco E&P Tarakan dikumpulkan di Stasiun Pengumpul Gas Utama G-8, di RT 16, Kelurahan Kampung Satu Skip, Tarakan Tengah.

Sudarman, yang meninggal di lokasi kejadian diketahui datang bersama vacuum truck, termasuk 2 unit tangki portabel yang digunakan menampung kondensat. Baru beberapa menit alat itu bekerja, kebakaran terjadi. Sudarman merupakan seorang helper, dari pihak ketiga.

Sementara Boy yang sempat kritis merupakan teknisi produksi PT Medco E&P. “Di lokasi ada beberapa orang-orang produksi. Sabtu malam sudah stand by, ada yang mengecek sampai ke Binalatung, mengecek jalur pipa, sebelum pig launcher itu diaktifkan. Ada juga pekerja juga yang on call, seperti Pak Sudarman dan driver-nya. Dia on call posisinya. Tapi, mereka sudah terbiasa, rutin bekerja di dalam stasiun,” imbuhnya.

“Bukan orang baru. Pigging ini juga bukan hal baru dilakukan, Agustus 2018, skalanya tidak sebesar sekarang. April-Mei ini kami rencana intelegen pigging. Eye to eye, semacam alat, sensor untuk mengetahui karat, ketebalan pipa dan segala macam,” jelasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelayanan Pelabuhan di Tarakan Disoroti

Sabtu, 27 April 2024 | 08:55 WIB

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB
X