Tak Ada Jaminan PLN Sampai Kapan Padam

- Selasa, 19 Maret 2019 | 11:38 WIB

SEHUBUNGAN dengan adanya insiden ledakan di Stasiun Pengumpul Gas Utama G-8, di RT 16, Kelurahan Kampung Satu Skip, Tarakan Tengah yang terjadi pada Minggu (17/3) pagi, berdampak pada suplai gas dari Bunyu ke PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tarakan.

Manajer PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tarakan Totok Suharto menjelaskan, dengan adanya insiden ini, gas tidak mengalir. Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) tidak dapat dioperasionalkan. Alhasil untuk penyaluran listrik kepada seluruh masyarakat Kota Tarakan, di-back up dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Diesel (PLTMD).

“Sehingga berdampak pada gas yang mengalir di PT PLN (Persero) terganggu. Di PLN ada dua mesin pembangkit, yaitu gas dan diesel. Karena tidak ada suplai gas, sekarang pakai mesin diesel,” terangnya saat jumpa pers, Senin (18/3).

Lebih lanjut dijelaskannya, kapasitas mesin diesel yang dioperasionalkan dengan optimal ini sebesar 15,5 megawatt (MW). Sementara beban puncaknya sebesar 40 MW. Dalam artian masih defisit sekitar 24,5 MW dan tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kota Tarakan secara bersamaan.

Maka dilakukan pemadaman secara bergilir selama empat jam untuk menghindari black out se-Kota Tarakan.

“Karena tidak mungkin dengan beban puncak yang lebih besar, bisa terpenuhi semua. Jadi salah satu jalannya dilakukan pemadaman secara bergilir, supaya masyarakat tetap bisa menikmati listrik,” jelasnya.

Ditegaskannya, kondisi mesin pembangkit maupun jaringan penyaluran dalam kondisi aman, normal dan siap dioperasionalkan. Namun karena terkendala penyaluran atau suplai gas dari Bunyu, sehingga mesin pembangkit gas tidak bisa dioperasionalkan.

Saat ini pun, aliran listrik yang ada murni menggunakan bahan bakar solar alias mesin diesel.

“Saat ini sama sekali tidak menggunakan gas, jadi kami optimalkan mesin diesel. Listrik menyala ini karena mesin diesel yang dioperasionalkan. Kondisi mesin kami aman, normal dan siap dioperasionalkan,” tegasnya.

Pemadaman bergilir selama empat jam, namun mengapa di beberapa daerah merasakan pemadaman lebih dari empat jam? Penormalan aliran listrik ini dilakukan secara bertahap.

Lantas sampai kapan pemadaman bergilir dirasakan masyarakat Kota Tarakan? Begitu suplai gas sudah normal, mesin gas dioperasionalkan, aliran listrik ke masyarakat pun kembali normal. Dalam artian, selama suplai gas masih terganggu, ia tidak bisa menjamin atau memberi kepastian normalnya aliran listrik ini.

“Begitu gasnya sudah siap, mesin pembangkit gasnya segera kami operasionalkan. Saat ini gasnya belum ada, kalau sudah sampai ke kita, segera kita gunakan. Penyalurannya tergantung dari Medco,” katanya.

Terkait hal ini tentu sudah dikoordinasikan dengan instansi terkait. Pekerjaan pigging atau perawatan pipa gas dilakukan secara bertahap, sementara dari PT PLN (Persero) menyiapkan mesin pembangkitnya.

“Dari kami juga berupaya memberikan informasi pemadaman ke masyarakat, dan sudah koordinasi dengan Medco, tapi dilakukan secara bertahap,” tutup Totok.

Sementara itu, salah seorang warga RT 07, Kelurahan Pantai Amal, Anto (26) mengaku sejak Minggu (17/3) sekitar pukul 08.00 WITA hingga pukul 08.00 WITA, Senin (18/3) aliran listrik di daerahnya padam.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X