Hutan dan Lahan Jadi Arang

- Senin, 11 Maret 2019 | 13:39 WIB

HUTAN dan lahan di Kalimantan Utara (Kaltara) masih terus diintai si jago merah. Bahkan sempat membara di awal tahun ini dalam dua bulan terakhir akibat cuaca yang panas dan kering ditambah ulah sejumlah oknum pembakar lahan yang membuat sejumlah wilayah mengalami hujan abu.

Dalam dua bulan itu, sedikitnya telah terjadi 12 titik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi ke-34 ini. Dari 12 kasus tersebut, yang paling banyak terjadi di Kabupaten Nunukan dengan jumlah 10 titik. Kemudian disusul Bulungan dan Tana Tidung yang masing-masing satu titik. Atas kejadian ini, Kaltara menjadi perhatian serius pemerintah mengenai kasus karhutla.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara, Suwardi mengatakan, berbagai upaya sebagai tindak lanjut penanganan karhutla ini masih terus dilakukan. Salah satunya dengan cara memantau titik panas (hot spot).

“Kita juga melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota, pemadam kebakaran (PMK), Satpol PP, hingga TNI/Polri,” ujar Suwardi kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor belum lama ini.

Menurutnya, karhutla di provinsi termuda Indonesia ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Namun, BPBD Kaltara juga menegaskan sudah mempersiapkan diri untuk menyikapi jika terjadinya hal terburuk, seperti karhutla.

“Pastinya, pada kondisi seperti ini, masyarakat harus lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas pembakaran. Karena jika tidak, maka akan berakibat fatal,” tegasnya.

Kepala Seksi (Kasi) Kesiapsiagaan BPBD Kaltara, Zainudin menambahkan, berdasarkan data yang disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bahwa karhutla di Kaltara menduduki peringkat tiga nasional.

Sedangkan, peringkat pertama adalah Riau, lalu disusul Kalimantan Timur (Kaltim) di peringkat kedua. Disebutkannya, kondisi yang terjadi saat ini lebih parah dari tahun sebelumnya. Karena pada tahun lalu, Kaltara berada di peringkat 10 nasional mengenai karhutla, dan karhutla sepanjang tahun 2018 hanya terjadi di lima titik.

Kondisi cuaca di provinsi ke-34 ini memang tidak dapat ditebak. Makanya jika saat ini dikatakan musim kemarau, menurutnya tidak juga. Tapi karena gejala fenomena el nino, maka kekeringan atau tidak hujan sekitar tiga pekan, terbilang sudah cukup lama. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu pemicu terjadinya karhutla.

“Ini (karhutla, Red) harus kita antisipasi. Jangan sampai terjadi karhutla yang skalanya lebih besar lagi dari yang sudah terjadi beberapa waktu lalu,” tuturnya.

Adapun pemicu karhutla yang terjadi di Bulungan dan Nunukan, itu sama. Yakni pembakaran lahan masyarakat. Dimungkinkan kebakaran itu terjadi akibat dari ketidakhati-hatian masyarakat dalam melakukan aktivitas pembakaran. “Berbeda dengan di Tarakan. Di daerah ini karena ada orang iseng melakukan pembakaran. Ini juga perlu diperhatikan, jika ditemukan harus ditindak sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Sekretaris Dinas Kehutanan (Dishut) Kaltara, Maryanto mengatakan, untuk memantau dan menjaga kondisi hutan di Kaltara, pihaknya menyebarkan 25 polisi hutan (polhut) di lima Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (PKH).

Masing-masing kabupaten/kota memiliki satu UPT PKH. Namun, untuk jumlah sebarannya tidak merata. Maryanto menyebutkan, daerah yang paling sedikit polhut-nya adalah Bulungan dengan jumlah satu orang. “Tapi, peralatannya masih ada. Beda dengan Tana Tidung yang hingga kini sama sekali tidak ada peralatan untuk pemadaman jika terjadi kebakaran,” ungkapnya.

Keberadaan polhut ini untuk mengawasi masyarakat yang merambah hutan. Jika ditemukan, maka akan ditindaklanjuti sesuai ketentuannya, karena masyarakat yang merambah hutan identik dengan pembakaran supaya prosesnya bisa lebih cepat.

“Ini yang harus disikapi oleh polhut. Tapi, lagi-lagi keluhan mereka itu mengenai kekurangan sarpras (sarana dan prasaranan) di UPT PKH,” sebutnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X