TARAKAN – Kondisi jalan yang masih dalam tahap agregat, di daerah RT 9, Kelurahan Kampung 1/Skip diperparah dengan minimnya lampu penerangan jalan umum (PJU).
Seperti yang dikatakan Ketua RT 9, Kampung 1/Skip, Hamrul. Banyak laporan warganya menjadi korban saat melintas di jalan, yang masih dipenuhi batu koral.
Apalagi saat malam hari. Kondisi daerah yang terbilang jauh dari pusat keramaian ini, gelap dan rawan. Tak hanya rawan tindak kriminal, tetapi keselamatan warga saat berkendara. Pengguna jalan pun hanya mengandalkan lampu kendaraan.
“Itu kan jalannya masih diagregat, berat kendaraan mau naik (tanjakan). Banyak warga jatuh, apalagi kalau malam lebih parah karena gelap dan tidak ada lampu,” terangnya.
Sebenarnya di daerah tanjakan jalan, terdapat satu titik lampu penerangan. Namun sangat disayangkan, saat malam hari lampu tersebut tak berfungsi sebagaimana mestinya.
“Di pendakian ada lampu jalan, tapi sudah lama rusak,” katanya.
Sebelumnya sempat dilaporkannya dan balon lampu sudah diganti. Akan tetapi tidak bertahan lama, bahkan hitungan jam.
“Sudah diganti balonnya, tapi tidak ada berapa jam menyala, sudah mati (tidak menyala) lagi,” bebernya.
Termasuk jauh dari pusat keramaian, sekitar 116 kepala keluarga (KK) yang berdomisili di RT 9 ini. Tak jarang warga yang menanyakan dan menyampaikan keluh kesah, namun apa daya. Tak banyak yang bisa diupayakan, selain menunggu jalan diaspal sekaligus penambahan lampu penerangan jalan.
“Motor matic yang paling susah naik, kerana batu koralnya banyak. Sering warga jatuh, tapi apa boleh buat. Itu lah tantangannya satu RT ini,” jelasnya.
Besar harapannya kepada Wali Kota baru, dapat membangun dari lingkungan terkecil. Sehingga perkembangan dan pembangunan kota, dapat dirasakan seluruh masyarakat hingga ke pelosok Tarakan. (*/one)
